Menikmati Nasi Lemang Khas Banyuwangi

Yup, salah satu itinerary dari kegiatan Ngopi di Gunung yang saya ikuti yaitu diperkenalkan dengan kuliner khas lokal dari Desa Banjar, yang disebut Nasi Lemang.

Warga lokal dari Desa Banjar yang juga menjadi bagian dari panitia acara ini yaitu Pak Lukman dan istrinya yang dipercaya untuk memberikan informasi mengenai kuliner ini.

Jadi, Nasi Lemang ini mirip seperti nasi bambu, iya nasi yang dimasak di dalam bambu lalu dibakar. Ya, saya dulu pernah mencobanya di Banyuwangi, cuma namanya bukan nasi lemang.

Mengenal Nasi Lemang, Kuliner Desa Banjar, Kabupaten Banyuwangi

Bagi masyarakat Desa Banjar, nasi lemang bukan hanya sekedar nasi, tapi ada history dibaliknya. Jadi, zaman dulu nasi lemang merupakan bekal para pejuang saat melawan penjajahan kolonial Belanda yang mana mereka semua perginya lebih sering ke hutan dan membutuhkan waktu lama. Sehingga, membawa beras ke dalam hutan sudah biasa, selebihnya untuk menu makan yang lain akan dicari di dalam hutan.

Nasi lemang yang saya nikmati sekarang wuenak, gimana nggak enak, lha wong isiannya ada daging ayam yang sudah dibumbui. Sepertinya kalau zaman penjajahan dulu, nasi lemangnya nggak selengkap nasi lemang yang saya makan ini.

Bu Lukman dengan sabarnya menerangkan kepada saya dan teman-teman yang lain mengenai proses pembuatan nasi lemang, sampai tiba akhirnya kita diberi kesempatan untuk mencoba membuatnya sendiri. Yang pasti, semua bahannya sudah ready, kita mah tinggal masukin aja ke daun pisang. Ada ayam suwir yang sudah dibumbui, ada mentimun dan tomat yang sudah dipotong, lalu ada dadar jagung dan orak-arik kacang tempe.

Langkah pertama, daun pisang dimasukkan ke dalam bambu yang sudah dibentuk sedemikan rupa, nasinya sambil ditekan-tekan supaya bisa muat banyak dan dilanjutkan dengan memberikan isiannya, seperti telur dadar yang sudah dipotong tipis memanjang dan ayam suwir. Terus, sisa daunnya yang menjuntai ditutupkan ke dalam adonan nasi tadi sampai tertutup. 

Nggak sampai disitu aja prosesnya, langkah berikutnya yaitu membakar nasi yang dibalut bambu ini ke atas bara api menggunakan arang. Banyak yang bilang, kalau masak nasi pakai arang, taste masakannya lebih yahud gitu. Membakar nasi lemang nggak butuh waktu seharian sih, saya cuman menunggu sekitar 15-20 menit. 

Dan untuk menikmati nasi lemang, biar tambah kenyang bisa ditambah dadar jagung dan orak-arik tempe yang sudah disediakan, plus juga sudah disiapkan sambal. Yummy.

Malam itu, saya dan teman-teman menikmati makan malam menu nasi lemang di tengah sawah dan hanya ditemani lampu hias plus cahaya bintang.