Di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur setiap tahunnya terdapat ratusan festival yang bisa dijadikan alternatif buat destinasi liburan. Kali ini, kesampaian juga untuk mampir ke Festival Ngopi Sepuluh Ewu yang diadakan 4 November 2023 lalu.
Setelah istirahat sebentar dari main tubing di dekat Air Terjun Banyuwangi, saya dan sohib meluncur dengan motor menuju Desa Adat Kemiren. Tapi sebelumnya, saat dirumah, mbak Tyas salah satu sohib saya berpesan, kalau bisa pakai pakaian berwarna gelap seperti hitam. Lahh karena saya nggak ada persiapan, pakaian yang saya packing di tas dari Jember malah berwarna cerah semua.
Lanjuttt
Memasuki Desa Kemiren, mulai terlihat kemacetan, saya mengira festival seperti ini nggak akan banyak pengunjung, ternyata saya salah. Untung bawa motor, jadi bisa salip kanan, salip kiri.
Motor pun kita parkir di halaman rumah teman si sohib lalu dilanjutkan jalan kaki ke lokasi venue. Saat mampir sebentar di rumah temennya si Sohib ini, saya dan teman-teman yang lain dipinjami syal batik dengan motif khas Osing.
Amazing banget pertama kali saya lihat festival di Banyuwangi.
Jalanan yang sore harinya saya lewati saat perjalanan main tubing, sekarang sudah ditutup total dan sebagian besar di depan rumah warga terutama di area jalan rayanya mulai dikeluarkan meja-meja, ada yang menyuguhkan kopi, ada yang berjualan camilan khas tradisional. Lengkap.
Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi
Karena saya nggak paham banget sejarah dari festival ini, saya main asal tebak aja, mungkin yang dimaksud sepuluh ewu disini adalah harga kopinya dijual dengan harga sepuluh ribu rupiah.
Lalu saya tanya lah ke sohib.
Dan ternyata yang dimaksud Festival Sepuluh Ewu adalah kopi yang akan disajikan sebanyak sepuluh ribu cangkir. Wowww
Menyusuri jalanan utama di Desa Adat Kemiren malam-malam, lama-lama makin terasa pegelnya.
Di sepanjang jalan juga, pengunjung bisa melihat aktivitas warga Suku Osing yang menyulap halaman rumah mereka menjadi tempat lesehan dadakan untuk ngopi-ngopi. Tradisi ngopi sepuluh ewu merupakan cara masyarakat setempat yaitu Suku Osing untuk menjaga keakraban persaudaraan.
Kopi yang disajikan ke pengunjung berjenis Arabica, Robusta dan campuran. Kopi yang dihidangkan menggunakan cangkir khusus yang sudah digunakan Suku Osing sejak dulu secara turun temurun.
Di pinggir jalan, kita bisa menyaksikan warga lokal Suku Osing bercengkrama satu sama lain, apalagi kalau melihat mbah-mbah yang sudah berumur bercanda sambil ngopi-ngopi, adem ayem lihatnya.
Nggak hanya disajikan pemandangan serba kopi, disini juga ada yang jualan kue cucur, es kekinian buat yang lagi haus karena capek jalan kurang lebih 2 kilometer, ada durian juga dan yang bikin saya salfok ada yang jualan sarung. Sarung yang dijual bukan sembarang sarung, bahkan ada yang dihargai 5 juta.
Capek jalan dari ujung hampir ke ujung venue, kita diajakin mampir ke rumah salah satu warga dan kebetulan temennya si sohib memang kenal baik. Disini, saya dan teman-teman yang lain diberi sajian ada kopi khas Banyuwangi lengkap dengan cangkir khas Suku Osing, kemudian ada Bolu Kuwuk yang merupakan jajanan khas dari Banyuwangi, dan tape buntut.
Ini nih yang bikin saya salfok, tape buntut. Ternyata tape buntut di Banyuwangi dibungkus menggunakan daun jati dan cara membungkusnya juga unik. Sisa tangkai dari daun jati dibiarkan menjuntai persis seperti buntut.
Malam itu menjadi malam yang menyenangkan di awal bulan November lalu dan saatnya balik jalan lagi menuju rumah temennya si sohib buat ngambil motor.
Festival ngopi kelihatan seru banget mbak. Terutama buat pencinta kopi untuk menambah wawasan. Tradisi seperti ini layak dilestarikan. Jadi kebayang bikin lesehan dan ngopi di depan rumah
ReplyDeleteSarungnya motifnya unik ya
ReplyDeleteWah, mahal nuga harga sarungnya
Selain karena kopi itu sendiri, suasana yang adem ayem bikin tradisi ini wajib dilestarikan. Sebagai pembaca aja saya bisa merasakan nuansa yang menyenangkan di sana.
ReplyDeleteBisa dibilang kopi memang jadi alat untuk menambah keakraban. Apalagi konsep festival kopi seperti ini bisa jadi sarana untuk lebih mengenal suku osing. Belajar tentang kebudayaan dan kearifan lokal suku ini.
ReplyDeleteCerita yang bagus mbak ainun
best nyaaaa ada festival sebegini. Dapat jumpa pelbagai jenis makanan tradisi selain layan ragam orang ramai yang hadir…
ReplyDeleteSuku Osing banyuwangi ini keren-keren budayanya ya mba, dulu jaman sekolah untuk praktek jadi tour guide aku juga bahas suku ini, namun bukan di festival kulinernya, tapi ke Tradisi Mepe Kasur yang dilakukan oleh suku asli di sana dan itu menurutku menunjukkan gimana mereka masih memegang teguh tradisi ditengah maraknya hal baru dan wacana tentang mitos sana sini. Baca artikel ini dengan festival sepuluh ewu kopi rasanya tambah banyak wawasan tentang suku Osing ini. Mantaplah
ReplyDeleteWaahhh.. Seru beudd Mba Inun..
ReplyDeleteKenapa yaaa Kota-kota orang tuh festivalnya macem-macem.. Di tempat kau mah apa.. Paling gtu doang. Ngerayain ultah setahun sekali.. abis itu udah.. wkwk 😂
Btw, aku kaget banget sarung harga 5 juta 😱 kayanya ini mah sarung hasil tenun yaa.. Jadi mahal. atau terbuat dari kain sutra..
loh daku kok galfok sama si hijau yang digantung itu, petai kah? hehe.
ReplyDeleteasik banget festival Banyuwangi ini, sambil ngopi dan silaturahmi ya
Sepuluh ribu cangkir kopi... luar biasa! saya pencinta kopi, hrs mampir ke Banyuwangi nih...
ReplyDeleteakhirnya bisa masuk ke blognya.....
ReplyDeleteuseful information..... thank you for sharing
Pas baca judul aku juga mikirnya ini kopi yang dijual seharga 10 ribu. Eh ternyata yang dimaksud 10 ribu cangkir wow!
ReplyDeleteWalau bukan penikmat kopi, cuma aku pengeeen banget main ke sini. Pengen ngerasain lagi keautentikannya itu. Makanan di dalam toples atau yang dibungkus daun, wah, serasa balik ke rumah nenek haha. Mbak itu sarungnya kenapa bisa semahal itu ya? benangnya beli di Rusia apa gimana? hwhwhw
Wuah baru tahu informasi ini, kalau kemarin sebelum ke Banyuwani sudah tahu tentang ini, boleh juga mampir ke daerah itu, anw penasaran juga dengan penyajian 10 ribu cangkir itu.
ReplyDeletesuku Osing itu suku asli Banyuwangi ya mba??
ReplyDeleteaku juga mikir kopi sepuluh ewu karena harganya 10rb ternyata karena jumlah kopi yang dihidangkan jumlahnya 10rb hehehe
ini festivalnya berlangsung selama berapa hari mb?
kalo kopinya sendiri harganya berkisar berapa mb? hehe
Asyik ya bisa jalan2 lalu ngopi di Banyuwangi. Ini festivalnya ada tiap tahun kah? Jadi penasaran.
ReplyDeleteSuamiku sih yg suka ngopi.
tradisi yang menyenangkan banget, bisa menikmati kopi sembari banyak makanan lezat dan pastinya ini jadi keunikan tersendiri dan bisa jadi daya tarik wisata nih
ReplyDeletemenarik banget sih ini festivalnya, perlu di lestarikan, karna sudah jarang budaya seperti di jaman sekarang, beruntung mbak ainun bisa langsung di tkp sambil melihat-lihat disana :)
ReplyDeleteSuku Osing ni suku asli Banyuwangi ya mbk..pernah denger gitu,seru ada kegiatan ngopi gini,bagi penikmat kopi,pas banget ada acara ini,bisa ngopi sekaligus nambah wawasan budaya daerah juga.
ReplyDeleteAmazing ya mba, 10 ribu kopi di festival tersebut..kebayang sih rame dan seru nya, penikmat kopi mesti banget mampir ke event ini.
ReplyDeleteAku suka ngeliat tape di bungkus daun jati, aromatik dan estetik banget, sebuah perjalanan yang mengesankan ya. Makin mengenal budaya daerah..
Saya pernah ke festival nih tahun 2018 dan memang sangat mengesankan karena kita bisa mencicipi kopi dan aneka macam makanan enak yang disuguhkan secara gratis oleh masyarakat di sekitar sana
ReplyDeleteWah unik jg ternyata kita punya budaya ngopi sejak lama, dan kl ngopi memang seru jg utk.bicara soal jenis kopinya, cara penyajiannya, bisa gak kelar2 nih ngopinya...
ReplyDeleteMbaaaa menariik bangetttttt ini 😍😍. Baru tau ada festival kopi seperti ini. Sampai 10k cangkir pulaaa..itu gimana ngitungnya yaaa 🤣🤣🤣.
ReplyDeleteDan sebagai penyuka kopi, aku JD oenasaran juga Ama racikan kopj mereka.
Btw, sarungnya kenapa mahal bangettt 😅. Apa terbuat dari benang khusus,? Atau cara membuatnya rumit?. Krn polanya mirip seperti sarung biasa.
Oh, sepuluh ribu tuh cangkirnya. Kirain harganya. Wow unik jg ya festival tradisi suku Osing ini. Btw sarung apaan tuh kak harganya fantastis gitu. Dari bahan sutra kah? Trus warnanya sama semua ya, ada ungu²nya gitu..
ReplyDeleteAku penggemar tapeee..
ReplyDeleteTapi iya sih, aku juga kepikirannya semua kopi harga sepuluh ribu, ternyata disajikan sebanyak 10 ribu gelas. Pengunjung yang suka kopi berasa surga bangeettt main ke Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi.
Pernah ke Desa Adat Kemiren Banyuwangi di awal 2023. Suguhannya adalah Tape Buntut dan Kopi khas Kemiren. Sempat bercengkerama dan bertanya banyak hal terkait festival-festival tradisional yang diadakan rutin. Salah satunya adalah festival ngopi sepuluh ewu. Sayang, belum bisa ikutan berpartisipasi di festival itu. Melalui tulisan ini, jadi sedikit terobati dan ingin pergi ke Banyuwangi lagi.
ReplyDeleteSaya punya teman orang banyuwangi dan dia juga salah satu bagian dari suku osing,,,kata dia apabila bertamu ke rumah warga suku osingdan disuguhi makanan, kita harus memakannya,,,kalau tidak dimakan katanya itu adalah sebuah penghinaan bagi mereka dan tidak menghargai si tuan rumah,,,
ReplyDeleteKue yang di dalam toples apa ya mbak namanya? Prnh makan di kondangan temen, enak kayak bolu
ReplyDelete