Akhirnya main-main juga ke Surabaya dan kali ini bisa dibilang minim persiapan. Beli tiket kereta api juga mendadak dan beruntung masih ada, selain itu memang rencananya mau staycation sekalian. Pas sampai di Surabaya malah bingung mau menginap dimana, maunya nyari yang dekat sama Tunjungan Plaza. Sampai akhirnya buka aplikasi travel dan mempunyai pilihan di Fave Hotel, Ibis atau Midtown Hotel.
Dan keputusan akhir yang berkeliaran di kepala saya adalah menginap di Ibis Hotel, dan setelah melakukan proses booking, ehh giliran mau bayar ternyata ditolak hahaha. Baru nyadar kalau kartu debit saya belum aktif untuk fitur debit onlinenya.
Mulailah scrolling aplikasi lagi dan mata saya tertuju ke Maumu Hotel yang berlokasi di Jalan Walikota Mustajab. Beberapa tahun lalu, saya pernah diajakin temen buat karaokean di Hotel Maumu, jadi sekilas saya sudah ada pandangan mengenai hotel ini. Dan “klik”, secepat kilat saya berhasil booking dan melakukan pembayaran di aplikasi biru itu.
Saya sempat chat dengan temen kantor kalau saya menginap di Hotel Maumu, alhasl diketawain dong, karena Hotel Maumu adalah hotel yang terkenal dengan kesan negatif yaitu “hotel bookingan” 🤣. Sebenarnya, saya sendiri juga sudah tahu kabar ini, entah kenapa kok dengan mudahnya langsung main bayar aja, karena saya mengira cuman menginap semalam aja.
Hotel Maumu Surabaya, Hotel dengan Kesan Negatif
Kok bisa-bisanya saya menginap di Hotel Maumu? tanya temen main saya
“Saya random aja milihnya”, jawab saya
“Serandom-randomnya milih hotel, ya jangan di Maumu”, kata temen lagi
Hahaha apa daya nasi sudah menjadi bubur
Siang itu, setelah proses check in, saya mulai masuk ke kamar hotel dan ternyata sepi, pikir saya mungkin tamunya banyak yang keluar karena memang high season. Oya, harga yang saya dapatkan saat itu adalah 185 ribu.
Taraaa, masuk ke kamar saya mulai mengamati dan keliling sampai ke kamar mandi. Huuuu ternyata bau kamar mandinya ngga enak banget, kayak apek gitu, lampunya juga remang-remang, saya coba perhatikan toilet duduk, wastafel dan bagian showernya, hiks ternyata ada kerak warna kuning yang nggak bersih.
Terus saya coba duduk di kasurnya dan mulai membuka bed covernya, yuhuuu ternyata sprei putihnya nggak bersih, ada noda dan nggak wangi. Saya sudah mikir, kalau nih kasur habis dipakai orang mungkin cuman ditata ulang aja yang rapi.
Selain itu, lantainya juga kurang bersih, masih terlihat banyak rambut tercecer di lantai. Asli dah, nih kamar secara keseluruhan nggak ada wangi-wanginya.
Tapi siang itu, saya sempat melihat petugas kebersihannya beresin kamar lain, masa iya nggak dibersihkan.
Saya sengaja mandi siang itu biar malamnya nggak perlu mandi lagi, karena sehabis rehat sebentar, saya mau lanjut jalan-jalan.
Oke, sorenya saya rencana mau ngemall dengan memesan ojek online, pas bapak ojeknya sudah sampai di hotel, saya heran melihat pandangan si Bapak ini ngeliatin dari atas ke bawah, perasaan pakaian yang saya pakai juga biasa aja, nggak yang terlalu terbuka, meskipun kadang pakai crop tee tapi masih saya kasih lapisan outer. Saya pun baru menyadari saat sudah sampai di mall “oohh mungkin saya dikira cewek bookingan”. Diam-diam saya menertawakan diri sendiri.
Ada Apa di Hotel Maumu
Nggak banyak yang bisa diexplore di Hotel Maumu, karena memang niat saya saat itu hanya sebagai tempat istirahat semalam aja.
Tempat parkirnya memang nggak luas-luas banget, hanya sepetak tapi muat untuk beberapa mobil dan motor.
Lokasi lobynya berada di lantai 3 (kalau nggak salah ingat) dan memang foto yang terlihat di aplikasi dengan penampakan sebenernya di hotel, untuk lobynya terlihat bersih, sederhana gitu, sama lah.
Saat ngemall pun, pikiran saya nggak tenang dan akhirnya memutuskan untuk booking lagi di Hotel Ibis Surabaya. Malamnya, saya kembali order ojek online dari mall menuju ke Hotel Maumu untuk check out dan langsung menuju Hotel Ibis dengan ojek yang sama.
Bapak ojeknya nih, juga bilang bahkan sampai bilang kata-kata maaf, kalau Hotel Maumu memang memiliki kesan negatif. Dan saya juga menceritakan kalau booking di Hotel Maumu juga ngasal, makanya saya milih pindah hotel aja.
Pastinya nih, saya nggak akan rekomendasikan hotel ini kalau ingin mencari kenyamanan, kebersihan atau fasilitas yang layak dimanfaatkan oleh tamu.
Hotel Maumu
Jl. Walikota Mustajab No. 29 Surabaya
Furniturenya dari kayu, menarik
ReplyDeleteiya kang Amir, hampir semuanya serba kayu
DeleteSemoga enggak salah pesen hotel lagi Yo mbak..jadi pengalaman 😀
ReplyDeleteBiasanya hotel diulas dengan pengalaman menyenangkan. Kali ini lebih banyak buruknya. Yaa secara harga emang terjangkau sih, tapi sudah duluan dapat stigma negatif dari warga lokal. Fasilitas juga standard kayak hotel transit huat istirahat aja. Tentu saja ini jadi pengalaman yang unik dan aneh.
ReplyDeletePengalaman di ibis bakal ditulis lagi mbak...?hehheehe
Namanya asyik, mudah di ingat dan selalu mengingatkanku pada mu, hehehe...
ReplyDeleteWaduh bisa gitu ya mba hotelnya dilabeli negatif sama orang2. Apa karena tarifnya yang begitu murah ya. Tapi walaupun begitu seharusnya kan pelayanan dan kebersihan kamar tetap nomor satu ya😬. Mungkin Hotel Maumu ini belum ingin bebenah dan bersihin image negatifnya ini padahal saya lihat sekilas furniturenya bagus2 koq
ReplyDeleteReview tentang Hotel Maumu Surabaya memberikan pandangan yang jelas dan detail tentang pengalaman menginap di sana. Saya terkesan dengan fasilitas dan pelayanan yang disediakan. Terima kasih atas ulasannya, ini akan menjadi referensi yang berguna dalam memilih akomodasi di Surabaya.
ReplyDeleteTerkesan dengan fasilitas dan pelayanannya mas? Seriuuuuus tuh 😅😅??
DeleteNamanya Hotel Maumu.. Tapi nggak menunjukkan mau kita sebagai tamu sama sekali ya.. Kesannya beneran negatif. Oke fix bisa masuk list hotel yang nggak usah dicoba. hehehe
ReplyDeleteBaru kali ini review terkesan negatif beneran. Semoga tidak terulang lagi ya, dan jadi pelajaran buat yg lainnya juga. Jangan sampai cari hotel semaumu... Haha...
ReplyDeleteTerima kasih kak rekomendasinya siapa tahu kalau ke Surabaya bisa menginap di sini suatu saat nanti ya
ReplyDeletepadahal namanya unik 'Maumu'. Tapi ya kebersihan faktor utama sih menurut saya. Apalagi kan namanya kamar tidur hotel dipakai oleh banyak orang. Kalau tidak dibersihkan dengan baik bekas pakai orang sebelumnya, ya bakal malas tidurnya juga,
ReplyDeleteRate hotelnya cukup terjangkau ya Kak. Furniturenya juga kayu cakep gitu. tapi kalau seprei kotor dan lantai juga kotor waah big no buat aku.. :( Sekarang kalau mau check out aku selalu ngeberantakin seprei, sengaja supaya sepreinya diganti buat tamu yang baru. Kalau nggak diberantakin iya takutnya dipakai lagi buat tamu berikutnya di kamar itu.
ReplyDeleteJadi pelajaran jangan sampe salah pilih hotel nih, rekomendasi dari teman juga perlu diperhatikan
ReplyDeleteYah ko gitu ya. Hotel Ibis kayaknya lebih menyenangkan ya.
ReplyDeleteHahahahahahahah, mbaaaa, memang yaaa hotel begini kayak gambling aja mesennya 😂. Dapat yg bagus syukur, dapat yg jelek ya nasib 🤣.
ReplyDeleteBtw, aku beberapa kali stay di hotel 'esek-esek' 😅.
1x di Phillipines, 1x di Chiang Rai Thailand, 1x di Singapura dan beberapa kali di jakarta 😂.
Anehnya cuma yang di LN sih yg bagus2. Walopun esek2 tapi niaaaat banget. Dan bersiiiih. Yg di Phillipines aku salut. Disediain kondom dan saluran hot 🤣🤣. Tapi setidaknya bersih tuh kamar.
Yg dithailand pake tema kamarnya. Ada tema thaiboxing, jadi dibikin mirip gelanggang tinju, ada tema luar angkasa, ada tema hutan. Dan dinding dihias gambar vulgar 😅.
Yg di JKT biasa aja, tapi bersih sih, cuma gelaaap. Remang bgt lampunya 😄😄. Dan aku stay di sana semuanya Ama suami. Kdg kami memang suka sih cari suasana baru mba, biar ga bosen 🤣🤣🤣
Kalau mau staycation, mending cari yang pasti-pasti aja ya, mbak. Biar staycation jadibenar-benar stay. Bukannya malah mikir macem-macem dan ga bisa istirahat dengan nyaman
ReplyDeleteHotelnya masih belum memberikan pelayanan yg memuaskan yaa Mba.. Bahkan kalau untuk staycation lebih baik di tempat yg rekomendasi aja… Jadinya kalau kesannya negatif setelah nginap di sana yaa gak akan balik lagi, sekadar tau lagi ajaa yaa kn Mbaa, hehe
ReplyDeleteMakasih reviewnya... Memang milih hotel itu jangan asal-asalan ya... Tapi jadi pengalaman, hehehe...
ReplyDeleteWaduh ternyata pandangan negatif orang soal tempat menginap berdampak juga ke tamunya ya. Aku baru tahu soal ini nih mbak. Dan pernah ngalamin juga nginep di hotel yg belakangan baru aku tahu ternyata buat bookingan. Pantesan pandangan Abang ojek yg nganterin makanan pesenan aku agak gimana gitu wadidaw
ReplyDeleteHabis baca artikelnya, lalu daku pun merasa aneh pada yang telah berkomentar di artikel ini, "beneran itu ada yang kepengen menginap di sana? Kok kebalikan sama kesimpulannya kak Ainun" hihihi..
ReplyDeletewah untung nggak digodain ya, mbak gara-gara nginap di hotel maumu. bisa jadi catatan nih buat saya kalau ke surabaya nanti pas milih hotel buat nginap
ReplyDeleteHahaha makasih sudah menuliskan pengalaman menginap di hotel maumu kak, jadi setidaknya apabila saya ada tugas kerja di surabaya, saya bisa memilih hotel yang benar-benar bagus pelayanan dan kualitasnya ya
ReplyDeleteWaduh.. pengalaman yang tidak mudah dilupakan ini pastinya, yah kak Ainun? :) Bisa jadi "pegangan" juga bagi kita yang membaca saat akan memilih tempat menginap. Harus tenang.. gak terburu-buru, jadi kan gak perlu pindah hotel lagi saat sudah di lokasi :D
ReplyDeleteWaduuuuhhhh. Ini sama sih kayak kesan negatif yang sering orang-orang kasih ke platfrom hotel budget terkemuka yang namanya cuma 3 huruf (hayooooo tebak apa) Hahaha. Semoga tidak terulangi lagi ya, Mbak. Mending hotel yang agak mahal sedikit gapapa deh ya. :D
ReplyDeletesaya faham perasaan bila dapat hotel sebegini. kita bukan tidak bersyukur tapi lihatlah... inikah yang patut kita dapat? kita bukan menginap free of charge. kita bayar untuk melelapkan mata. harap owner baca review dan komen yang ada di sini
ReplyDeleteWah serius mba hotel bookingan? Apa karena murmer atau apa ya? Sayang ya kesannya udah negatif gitu. Dan ternyata ga bersih dan byk rambut nya pula
ReplyDelete