“Saat berhemat, kamu tidak hanya menabung untuk masa depan, namun juga menabung kesabaran dan ketekunan”
Dulu sewaktu saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, menabung memang diwajibkan untuk semua murid dengan bermodalkan buku tabungan manual yang ditulis tangan oleh Bu Guru.
Saat itu, biasanya saya rutin menabung dengan nominal Rp. 1.000 atau Rp. 2.000, untuk anak Sekolah Dasar nominal Rp. 1.000 sudah termasuk besar.
Duduk di bangku kuliah, secara perlahan saya mulai mengenal kata investasi dan mengetahui apa itu saham maupun reksadana dari majalah-majalah yang saya beli rutin. Menjadi mahasiswa, untuk menabung rasanya sulit, yang ada mungkin sedikit berhemat untuk membeli barang yang diinginkan dari uang saku bulanan. Nggak heran, saat kuliah dulu, saya juga kerja part time saat semester akhir karena waktu yang dimiliki juga agak longgar di sela-sela jam kuliah. Harapannya pendapatan dari kerja part time bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan saya saat itu.
Apa itu Investasi?
Mendengar kata investasi, yang ada di benak saya pertama kali tentu saja adalah “modal yang banyak”. Ternyata nggak seperti itu, investasi bukan hanya untuk kalangan pebisnis berpakaian lengkap dengan jas rapi, tapi juga bisa dilakukan oleh mahasiswa, ibu rumah tangga atau karyawan seperti saya.
Mengenal Investasi
Investasi adalah aktivitas penanaman uang atau modal (aset berharga) untuk tujuan memperoleh keuntungan. Pihak atau orang yang melakukan investasi disebut dengan investor.
Investor sendiri digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual dan investor institusional yang biasanya terdiri dari badan, perusahaan atau lembaga.
Untuk berinvestasi sekarang ini juga banyak pilihannya, seperti :
1. Investasi Properti
Investasi properti adalah investasi berbentuk fisik. Secara umum, investasi properti sangat menguntungkan, karena harganya akan terus meningkat setiap tahun.
Cara yang sederhana yaitu dengan membeli tanah, membangun properti diatasnya dan menjualnya saat harga dinilai sudah cukup tinggi. Cara kedua lainnya yaitu kita bisa menyewakan properti untuk mendapatkan pemasukan tambahan.
Investasi properti tergolong sebagai investasi jangka panjang. Jadi untuk mendapatkan return, kita memang harus menahannya dalam waktu yang cukup lama.
2. Investasi Emas
Emas adalah bentuk investasi yang paling mudah. Investasi emas bisa berupa logam mulia, perhiasan, emas batangan dan voucher emas atau emas digital.
Sama halnya dengan deposito, risiko investasi emas juga termasuk rendah. Nilainya cenderung stabil dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Dan jika ingin berinvestasi emas, memang sebaiknya memilih emas batangan. Berbeda dengan emas perhiasan, nilai emas batangan murni dinilai dari beratnya. Untuk penyimpanannya, kita bisa menyimpan sendiri atau menyewa deposit box di bank.
3. Investasi Reksadana
Investasi reksadana diartikan sebagai wadah yang digunakan untuk menghimpun dana bersama para pemodal untuk diinvestasikan dalam portofolio manajer investasi.
Reksadana sendiri terbagi menjadi 5 jenis, yaitu reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, reksadana campuran dan reksadana index.
Setiap jenis reksadana memiliki potensi dan risiko yang berbeda-beda. Untuk risiko terendah bisa memilih reksadana pasar uang dan untuk potensi return terbesar dengan risiko yang juga tidak kalah tinggi, bisa memilih reksadana saham.
4. Investasi Deposito
Investasi deposito digunakan jika ingin menyimpan uang dalam jangka waktu cukup panjang. Jangka waktu deposito berkisar antara 3 sampai 12 bulan. Jenis deposito yang biasa dipilih oleh generasi milenial adalah deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposito on call.
Sebenarnya deposito ini mirip dengan tabungan. Namun jika dibandingkan dengan tabungan, ada dua hal yang membedakannya, yaitu tingkat bunga dan adanya waktu jatuh tempo.
Suku bunga deposito lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan biasa. Secara umum, bunga deposito ada dikisaran 5-6% per tahunnya. Ada juga beberapa bank yang menawarkan suku bunga lebih dari 6%. Semakin banyak uang yang diinvestasikan, biasanya bunga depositonya juga semakin tinggi.
Menggapai Impian dengan Berinvestasi
An investment in knowledge pays the best interest – Benjamin Franklin
Dulu waktu awal-awal bekerja, keinginan saya adalah memisahkan rekening untuk kebutuhan sehari-hari dengan dana darurat. Dana darurat yang saya inginkan saat itu adalah dalam bentuk tabungan yang dibuat tanpa ATM. Hal ini saya lakukan untuk mengukur sejauh mana komitmen saya untuk tidak mengambil uang di tabungan tersebut.
Seiring waktu, terkadang saya malah suka mengambil dana darurat tersebut yang mana makin lama uang tabungan makin menipis.
Berbekal ilmu dari membaca majalah remaja saat kuliah, yang mana masih saya ingat saya bekerja yaitu investasi reksadana, saya mencoba mencari informasi mengenai cara berinvestasi di reksadana. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk datang ke bank dan diarahkan untuk berinvestasi pada unit link. Minimnya informasi mengenai investasi di unit link, saya mengikuti saja ajakan dari petugas banknya.
Seiring berjalannya waktu, ternyata investasi di unit link juga tidak bisa diambil secara mendadak dan harus claim juga saat kita sakit. Saya merasa investasi di unit link bukan keinginan yang saya cari selama ini dan memutuskan untuk menutupnya. Hasil investasinya pun sangat jauh berbeda dari expetasi saya, karena tidak semua premi yang dibayarkan bisa dicairkan.
Beruntung saya mempunyai sahabat yang melek financial, jadi saya mencoba menceritakan keinginan saya untuk mencoba berinvestasi jangka panjang melalui saham.
Memang saat itu, saya sudah berinvestasi sedikit demi sedikit di reksadana pasar uang dan reksadana saham. Tapi nggak ada salahnya juga berinvestasi dengan membeli saham.
Sahabat saya juga nggak banyak teori, jadi saya langsung diarahkan untuk investasi saham melalui Stockbit. Nama aplikasi Stockbit memang sudah lama saya dengar, tapi masih belum berani untuk mencobanya sebelum membaca banyak review atau mendengar sendiri pengalaman dari teman-teman terdekat.
Memulai Investasi Bersama Stockbit
Nggak ragu lagi buat saya untuk memulai berinvestasi saham di Stockbit. Bermodalkan handphone dan kuota pastinya, saya mulai mendownload aplikasi Stockbit.
Proses pendaftarannya juga sangat mudah, disini saya dihadapkan dengan pilihan “Daftar dengan Google”, “Daftar dengan Facebook”, atau “Daftar dengan Email”
Saya memilih menggunakan pilihan “Daftar dengan Email” dan selanjutnya saya melanjutkan proses dengan membuat nama akun baru atau username serta memasukkan nomor handphone dan password.
Yes, akhirnya saya mempunyai akun di Stockbit. Sampai proses ini, saya sudah bisa mengexplore fitur-fitur yang ada di aplikasi Stockbit, seperti Stockbit Academy yang berisikan video tentang dasar pasar modal sampai mengenai reksadana yang bisa saya pelajari sewaktu-waktu, Stream dan Watchlist.
Langkah selanjutnya yaitu membuka mendaftar menjadi nasabah sekuritas di Stockbit. Prosesnya juga mudah dilakukan, hal pertama yaitu menyiapkan KTP yang nantinya akan diperlukan saat proses membuka Rekening Dana Nasabah (RDN).
- Proses pertama yaitu Foto KTP yang dilanjutkan dengan berswafoto dengan KTP dan melengkapi data diri
- Selanjutnya yaitu pendaftaran Rekening Dana Nasabah (RDN), yang mana tersedia dua pilihan Bank, yaitu BCA dan Bank Jago. Saya sendiri memilih rekening Bank Jago.
- Lengkapi semua data yang tertera di aplikasi sampai proses tanda tangan digital.
Setelah itu, proses pembuatan akun akan diproses kurang lebih 1 x 24 jam.
Untuk saya sendiri, tidak perlu menunggu waktu 1 x 24 jam, hanya hitungan beberapa menit saja Pembukaan Rekening Saham sudah berhasil.
Selanjutnya saya mulai melakukan deposit ke Rekening Dana Nasabah
Memenuhi Target Impian dengan Investasi Saham
Saham lebih tepatnya memang dijadikan sebagai investasi jangka panjang. Berikut beberapa keuntungan yang bisa didapatkan ketika berinvestasi saham :
1. Sebagai jaminan masa depan
Investasi bertujuan untuk mendapatkan pendapatan tambahan secara pasif tanpa bekerja. Seperti dari dividen saham yang dibayarkan tiap tahun oleh perusahaan.
2. Keuntungan investasi saham melalui capital gain
Berbicara mengenai saham, pastinya akan menemui istilah capital atau modal yang kita tanamkan. Nilai capital ini akan fluktuatif dan sangat bergantung pada kinerja perusahaan tersebut. Tentunya kita bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai saham atau capital gain.
Kita bisa memanfaatkan capital gain untuk mendapatkan keuntungan dari investasi saham. Caranya yaitu dengan menjual kembali saham yang dimiliki ke investor lainnya. Sehingga dalam hal ini, kita menjual keseluruhan atau sebagian lembar saham yang dimiliki.
3. Mempunyai karakter hemat
Secara nggak langsung, saat kita memutuskan untuk berinvestasi saham, kita akan bergaya hidup sewajarnya, karena keinginan kita untuk menginvestasikan kekayaan agar mendapatkan penghasilan pasif.
Impian saya saat ini adalah bisa memiliki rumah sendiri, dulu sekitar tahun 2009 saat saya ditawari untuk pengajuan Kredit Kepemilikan Rumah, saya masih ogah-ogahan karena berpikir nanti-nanti saja.
Semakin bertambah tahun semakin sadar kalau nilai properti juga semakin naik. Itu sebabnya saya harus memulai lagi dari nol untuk bisa memenuhi impian memiliki rumah sendiri dan memutuskan untuk berinvestasi jangka panjang dengan instrument saham.
Mengapa Memilih Stockbit?
Perlu waktu cukup lama bagi saya untuk mencari platform yang mudah dipahami dan nggak terlalu membuat saya bingung. Pasalnya, dulu sewaktu kuliah saya pernah belajar trading saham di sebuah perusahaan sekuritas dan harus berkutat dengan angka. Saat itu, saya belajarnya juga singkat jadi masih belum terlalu paham bagaimana alur bekerja dan memahami dunia saham.
Itu sebabnya, saat sahabat menginformasikan untuk berinvestasi di Stockbit, tanpa ragu saya mengikuti sarannya. Beberapa alasan kenapa saya memutuskan untuk memilih berinvestasi melalui Stockbit yaitu :
1. Gratis biaya broker. Fee Beli 0,10 %.
2. Stockbit Pro
Gratis akses fitur stock screener, fundachart dan data finansial lengkap
3. Tanpa minimum deposit
Saya bisa memulai modal investasi sesuai dengan keinginan. Nah, di Stockbit bisa membantu mewujudkan impian saya untuk membuka rekening efek karena tidak ada aturan minimum dana deposit.
Namun perlu diketahui juga bahwa di Bursa Efek Indonesia (BEI) berlaku aturan minimal transaksi pembelian dan penjualan saham sebanyak 1 lot atau 100 lembar saham.
4. Deposit dan Withdraw secara instan
Proses deposit secara otomatis dan dana cair ke rekening dalam waktu 10 detik
5. Membuka rekening dalam satu hari kerja
Proses pembukaan rekening sangat mudah melalui aplikasi dan tanpa dokumen fisik.
Sampai sekarang saya masih terus update diri mengenai dunia saham, seperti melalui laman website https://snips.stockbit.com karena artikel yang diberikan mudah dipahami oleh saya pribadi. Teman-teman yang ingin berinvestasi saham seperti saya juga bisa memulainya dengan download Stockbit juga, karena tampilannya sangat user-friendly dan mudah banget untuk proses pembelian sahamnya.
Referensi :
Aplikasi IPOT bagus buat Invest,
ReplyDeleteaplikasi Mirae sip banget untuk trading.
Kalau Stockbit masuk yang mana menurutmu kak?