What's Going on Maret

Astagahh harusnya nulis post mengenai diary bulan Maret di bulan April lalu, tapi mahadaya magernya nggak ketulungan, malah memilih menulis post dengan tema yang lain aja.

Memang nggak banyak yang berubah drastis dari cerita keseharian saya, minimal ada post bersambung gitu hehehe.

Prepare Moto GP

Awal-awal dibikin galau mau berangkat nonton Moto GP atau enggak di Lombok. Meskipun nggak nonton, minimal ambil cuti buat refreshing ke Lomboknya. Beberapa minggu sebelum jadwal keberangkatan ke Lombok, saya sudah cek ricek harga tiket pesawat dan tiket Moto GP, semuanya masih terlihat aman dan harga normal. Sekarang cek harga tiket Moto GP, masih di angka 1 jutaan.

“Ohhh masih ada, nanti aja lah”, begini pikir saya waktu itu

Sampai akhirnya saya kembali chat dengan teman traveler dari Backpacker Indonesia yang sama-sama mempunyai tujuan nonton Moto GP dan diinfokan kalau tiket Moto GP sudah habis. Huwaaaa ketar-ketir. Untung dapet juga meskipun di Tribun yang ratenya lebih tinggi dari rencana semula, yang awalnya mau milih di standart tribun, akhirnya kebeli yang premium tribun.

“Oleh-oleh’ dari Liburan di Lombok

Biasanya kalau pulang dari liburan bawaannya happy ya. Maunya juga begitu. Tapi, siapa sangka kalau saya kemarin apes di Bandara Lombok ketika mau pulang.

Kaki keseleo, padahal cuman turun dari teras bandara mau ke aspal. Keseleo sampai nahan sakit dan selang beberapa menit langsung bengkak parah.

Alhasil jalan terakhir ke Desa Sade sambil nahan kaki yang sakit.

Sepulang dari Lombok, saya mulai melakukan pengobatan pijat ke tukang sangkal putung atau bahasa Indonesianya, ke tukang pijat patah tulang. Padahal sebelum ke tukang pijat, kaki saya sudah dirontgen, ehh kata tukang pijatnya nggak pelru ditunjukkin hasil rontgennya. Dan hanya diberi wejangan nggak boleh minum air es.

Kata nyokap, ada kemungkinan kaki retak kalau nggak dibolehin minum air es. Makin was-was aja.

Selang 3 minggu kemudian, saya berinisiatif ke dokter Ortopedi untuk konsultasi, ehh malah disuruh pasang gip karena retak. Pengen nolak tapi yang ngomong dokter, gimana coba caranya hahaha.

Yaweslah nurut, sampai 5 minggu kaki saya di gip. Karena kaki di gip, di bulan Maret sampai April, saya nggak bisa pergi kemana-mana, selain aktivitas dari rumah ke kantor aja. 

Kayaknya Maret memang nggak banyak aktivitas, lah wong saya nggak ngantor 2 minggu hahaha, dari yang awalnya cuti 3 hari, plus disuruh isoman 5 hari, plus ditambah kudu PCR sebelum masuk kantor yang hasilnya baru keluar 2 hari.

Keep healthy teman-teman semua!