Sebenarnya ada banyak film bagus yang saya tonton, meskipun kadang lupa apa judulnya, apalagi kalau film yang ditonton sudah bertahun-tahun yang lalu. Kali ini, saya mau sharing film yang sangat membekas sampai sekarang, yaitu The Pursuit of Happyness.
Baidewei, film The Pursuit of Happyness ini rilis tahun 2006. Bisa nonton film ini karena nggak sengaja alias random aja, dulu tahun segitu masih rajin keluar masuk ke rental VCD. Hampir tiap minggu saya selalu menyewa VCD film baru dan kok kebetulan ada filmnya Will Smith ini. Ya sudah bungkus deh.
Sinopsis Singkat The Pursuit of Happyness
Film ini dibintangi Will Smith, salah satu actor favorit saya dan film ini diangkat dari kisah nyata. Dari awal film ini dimainkan, saya mengira kalau inti dari film ini tentang polemik sebuah keluarga yaitu keluarga Chris Gardner (Will Smith).
Film ini nggak sepenuhnya menyedihkan, tapiii sukses bikin saya mewek. Nah terus apa kalau bukan menyedihkan namanya?
Film yang menceritakan mengenai perjuangan seorang ayah yang mencintai dan membesarkan anaknya yang masih kecil dalam kondisi nggak punya uang, nggak punya pekerjaan dan nggak punya rumah.
Chris Gardner diceritakan sebagai sosok ayah yang rajin dan mempunyai semangat kerja yang tinggi dan punya impian yang besar untuk keluarga. Sebelumnya, Chris mempunyai pengalaman sebagai seorang sales, sehingga dia memberanikan diri untuk mengambil sebuah tawaran untuk menjadi distributor alat kedokteran yang baru dan canggih.
Dengan bermodalkan impiannya yang besar, Chris berani mengambil resiko dan menggunakan hampir seluruh tabungannya untuk membeli stok persediaan alat kedokteran itu. Setelah dipasarkan, Chris menyadari bahwa alat kedokteran itu bagi kebanyakan dokter adalah alat yang cukup mahal dan kurang dibutuhkan. Presentasi demi presentasi dilakukan ke setiap dokter yang ada diwilayahnya.
Dengan adanya seorang anak dan biaya hidup yang terus berlangsung membuat Chris mulai kesulitan dalam keuangan. Istrinya harus bekerja 14 jam sehari di tempat laundry demi membantu biaya hidup keluarga. Sedangkan anaknya dititipkan di sebuah tempat penitipan anak yang murah dari pagi dan sorenya dijemput Chris lagi setelah selesai bekerja.
Sampai akhirnya Chris bertemu dengan seseorang yang bekerja sebagai pialang saham dan timbullah keinginan untuk menjadi seorang pialang saham. Perusahaan tempat dimana Chris melamar pekerjaan menawarkan pendidikan selama 6 bulan untuk bisa menjadi calon pialan saham. Setelah 6 bulan pendidikan, mereka hanya akan memilih 1 dari 30 orang peserta untuk diterima menjadi pialang saham dan selama 6 bulan pendidikan, perusahaan nggak memberikan gaji sama sekali.
Demi impiannya tersebut, Chris rela melewati proses pendidikan dan seleksi yang berat. Dia harus mengatur waktu antara pendidikannya dan harus antar jemput anaknya di tempat penitipan anak. Sore harinya masih antri lagi di tempat penampungan tuna wisma yang diandalkan sebagai tempat tinggal, sering nggak makan agar menghemat uang dan masih harus mencari calon pelanggan untuk perusahaan tempat ia menempuh pendidikan sebagai pialang saham.
Pelajaran dari Film The Pursuit of Happyness
Film dari kisah nyata ini menceritakan perjuangan seseorang dari nol untuk bisa sukses. Saya suka film atau drama yang intinya “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”, ya karena ada hikmah yang bisa dipetik.
Segala sesuatu itu mungkin terjadi
Mungkin kalau dikisah nyata, dari seorang sales bisa menjadi seorang pialang saham sukses kesannya kayak nggak mungkin. Tapi dari kisah Chris, anggapan seperti itu malah terjadi beneran. Jika kita mempunyai impian dan benar-benar menginginkannya, segala tantangan akan diatasi.
Untuk mencapai kesuksesan, jangan jadikan alasan atas kegagalan pribadi karena kesalahan orang lain
Dari film ini juga, kita bisa belajar bertanggung jawab dengan pilihan yang kita ambil. Mungkin masih banyak orang yang berkeluh kesah dengan hidupnya, tapi bagi seorang pemenang, dia akan mengambil tindakan untuk merubah keadaannya.
Berani mengambil keputusan
Dalam hidup pasti dihadapkan dengan mengambil keputusan, entah itu keputusan yang benar atau salah. Kalau salah dalam mengambil keputusan, itu wajar. Dan bagaimana caranya dari kesalahan itu kita belajar untuk mengambil keputusan lain yang benar.
Overall, film ini menurut saya bagus, bagus banget.
Ada yang sudah pernah nonton film ini nggak?
Sepertinya saya belum nonton yang ini deh, tapi film-film yang dibintangi Will Smith emang bagus dan menginspirasi, begitu juga dengan film terbarunya yang menceritakan kisah perjuangan seorang ayah petenis hebat serena dan venus.
ReplyDeleteAbsolutely, berani mengambil keputusan merupakan salah satu kunci in pursuit the happiness 👍