Asli wong Jember dan sekian tahun tinggal di Jember tapi saya nggak mengetahui keberadaan “desa purbakala”. Selama ini pikniknya selalu di luar kota melulu, duhh.
Salah satu agenda Jelajah Desa Wisata dari Dinas Pariwisata Jember adalah mengunjungi Kamal View. Tujuan saya dan rombongan kesini untuk menikmati makan siang dengan menu “ala zaman purbakala”, nama sayurannya juga terdengar asing di telinga saya.
Oya, kenapa saya sebut desa purbakala? Karena di daerah Desa Kamal ini juga ada situs peninggalan sejarah yang masih terawatt dengan baik. Situs sejarah inilah yang sebenarnya dari dulu pengen saya kunjungi tapi belum kesampaian.
Lanjut ke cerita menuju Kamal View dulu ya.
Di sepanjang jalan di desa Kamal, sudah terlihat keramaian warga sekitar, awalnya saya mengira kalau keramaian warga di pinggir jalan ini dalam rangka menyambut rombongan saya dari influencer, blogger, media dan perwakilan dari Dinas Pariwisata Jember. Ternyata bukan.
Kebetulan hari itu, juga ada acara “tak butaan”, yang memang diadakan oleh warga sekitar sebagai wujud rasa syukur untuk hasil pertanian yang melimpah. Dan nggak ada waktu yang paten untuk mengadakan kegiatan ini, saya sempat berbincang dengan salah satu panitia setempat, tanggal pelaksanaan “tak butaan” juga hasil dari musyawarah warga dan pihak dari perangkat desa. Kebetulan di tahun ini, diadakan di akhir bulan Oktober kemarin
Tak butaan ini, seperti ondel-ondel wujudnya, di salah satu sudut jalan, mereka perform dengan menari-nari dan bagi siapa saja yang ingin memberikan “saweran” juga diperbolehkan.
Kamal View ini, dekat dengan ladang atau persawahan warga dan dari sini juga saya bisa melihat area pegunungan Argopuro dari kejauhan. Mungkin arti kata “view” adalah pemandangan persawahan yang menghijau.
Oke, mari lanjut makan siangnya.
Menu masakan yang dihidangkan nggak jauh-jauh dari kesan sederhana. Sederhana tapi enak, beneran. Ada ikan asin juga dan sambalnya maknyus. Hampir semua masakannya serba lalapan dan kalaupun berkuah hanya ada beberapa jenis saja.
Untuk minumannya, tentu saja minuman es tape, selama ini saya sudah lama nggak minum yang serba tape. Waktu pertama meneguk minuman es tape ini, astagahhh seger pol, nyess di tenggorokan, pas diminum saat siang terik saat itu.
Baidewei, kita bisa lho request perjamuan makan “ala desa purbakala” seperti ini ke pihak setempat. Menurut mbak MC yang merupakan warga sekitar, dia menjelaskan ke saya boleh request mau menu yang seperti apa dan konten acara yang gimana. Nanti dibantu diwujudkan oleh warga sekitar, minimal sekitar 10 orang sudah bisa piknik ala-ala yang sederhana seperti ini. Kegiatan ini benar-benar membantu kelangsungan tradisi juga di Desa Kamal ini, warga dari luar Jember yang penasaran seperti apa makan “menu kuno” di ruang terbuka juga bisa menikmatinya.
Jadi, kapan teman-teman ke Jember? Hayooo
seru banget acaranya mbak
ReplyDeletesemenjak corona lama banget engga liat acara bersih desa dan semacamnya
tapi bonekanya mayan serem
es tape itu seger banget apalagi kalau dikasih roti duh enak pokoknya
jember ini kaya banget ya tradisinya emang daerah tapal kuda banyak banget tradisi yang unik dan harus dilestarikan
iya mas Ikrom seru dan menyenangkan
Deletenahh iya ya, sejak corona kayaknya aktivitas yang bersifat mengumpulkan keramaian di skip gitu selama ini
kerja bakti di daerah rumahku juga jarang
wahh iya es tape dikasih roti, ehh di Malang kayaknya ada ya Mas Ikrom?
Wah, saya belum pernah minum es tape. Sepertinya tak ada yang jualan di sini, atau mungkin saya yang tidak tahu.
ReplyDeleteKapan ya, bisa pergi ke Jember,,,
wah..ada ondel ondel hihi...
ReplyDeletedjangki
Di Palembang ada juga yang namanya Taman Purbakala. Lengkapnya, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya. Tempatnya seperti komplek museum sih mbak. Aku terakhir ke sana saat.... masih SD 🤣🤣
ReplyDeleteSudah sekitar 18 tahun yang lalu
Tradisi yang kudu mesti dibina dan dibudayakan.
ReplyDeleteEs tape, wah berasa segerrnya, yummy 😋😋
Kakkk, justru makanan sederhana seperti ini yang suka bikin kangen nggak sih sama Indonesia semisal lagi berpergian ke luar? 😂 Bayangin ikan asin, pakai lalapan, sambal terasi, tahu, tempe aja kok udah bikin ngiler tak tertahankan ya 🤣.
ReplyDeleteBtw, di desa purbakala ini peninggalan sejarahnya berupa apa Kak? Candi kecil atau makam kah?
Aduuh seperti kata Lia, makan pake ikan asin lalapan sambal tahu tempe itu bisa bikin nambah nasi lohhh. Aku baru tahu es tape, ini tape yg kuning dari singkong atau tape ketan kaya yang biasa di Cirebon itu Mba?
ReplyDeleteMakan rame-rame itu seru pastinyaaa dan jadi pengalaman menyenangkan yg ga terlupakan 😉
Lihat makanannya jadi ngiler, teringat sama makanan pecel gitu dikasi tempe dan ikan goreng, jadi penasaran saya mba saya minuman es tape ini, rasanya gak ada asem2 kecut ya hehehe
ReplyDeletembaaaa, asyik banget viewnya. mupeng iihhhh. kalo aku ke jember wajib nih kesini. anak bungsu ku apalagi dia pasti seneng karena ada atraksi tak butaan. dia ngefans berat sama gedruk dan jantilan mbaaa. bayangkanlah tiap hari konser nyanyi dan nari pake lagu gedruk dan jantilan! wkwkwkwk. btw, kepo aku kok bisa kesini sama rombongan Dinas Pariwisata Jember sih? gimana ceritanya mba?
ReplyDeleteAstagaaaaa, ikan asin!
ReplyDeleteJember memang luas ya, dan banyak banget yang bisa dieksplore.
Sayang kemaren cuman mampir doang, mana si papinya anak-anak tuh kalau ke mana-mana betah banget keliling doang, rasanya ngabisin bensin doang, sebal rasanya, huhuhu.
Padahal kan pengen mampir di sebuah tempat gini, eksplore biar jelas
ini kenapa nulisnya eksplore ya? bukan explore wakakakak
Jadi berasa susu SGM eksplor