Wow nulis judulnya saja rasanya kok terasa berat 🤣
Pentingkah sebuah evaluasi terutama buat diri sendiri? Pasalnya buat yang nggak terbiasa mengevaluasi diri sendiri bisa memicu stress atau mungkin bisa bikin jadi takut sendiri. Evaluasi nggak melulu mengenai hal-hal yang berbau kerjaan sebenarnya, tapi juga bisa mengevaluasi diri sendiri.
Pernah nggak ketika mau tidur malah mikir flashback kejadian sehari itu habis berbuat “kesalahan” apa dan akhirnya direnungi? Direnunginya pun juga mikir “besok kudu hati-hati, diinget-inget jangan ngelakuin itu lagi”, tapi ya tanpa sengaja pernah terulang lagi.
Seperti ini, pertanyaan untuk diri sendiri, yang mungkin bisa menjadi bahan evaluasi buat saya sendiri.
Apa yang menjadi prioritasmu sekarang?
Kesehatan financial. Iya saya pengen saving dana darurat minim 5x pengeluaran bulanan. Sama halnya seperti post mba Eno, jika punya duit 100 juta mau diapakan duitnya. Tentu saja saving berada di prioritas utama. Lucunya lagi, meskipun sudah ada budget untuk ditaruh di pos dana darurat, kadang saya masih suka ambilin dikit-dikit. Omaigodd hahaha
Goals apa yang sudah dan belum dicapai?
Goals yang belum tercapai pengen buka usaha kecil-kecilan seperti buka kios makanan gitu, tapi masih bingung bikin target marketnya, perhitungan budget ini itunya, mekanisme pegawainya. Jadi ini saja masih banyak belajar dari sohib yang sudah berani selangkah lebih maju dari saya.
Goals sederhana lainnya nggak muluk-muluk untuk saat ini, pengen bisa nyelesain baca buku dalam waktu sebulan, cukup 1 buku dulu. Ihh dikit banget? Iya, lah wong kadang pegang buku sambil buka handphone, mana konsen dan nggak selesai-selesai bwaambang.
Belum lagi kalau ada kerjaan lain, sok sibuk. Padahal bukunya genre ringan, haishhh. Pengen gitu bisa kayak mbak Jane atau Lia hehehe. Saya akui mereka luar biasa semangat per-buku-annya.
Apa yang menjadi kelemahan saya & gimana mengatasinya?
Sering kan ketika interview ditanyai apa kelemahan anda? Bingung nggak jawabnya?
Dulu awal-awal interview masih nggak “becus” jawabnya hahaha. Lama-lama kudu pinter mengolah kata-kata di depan user.
Sekarang ini yang menurut saya lemah di diri sendiri adalah menunda kerjaan. Masih ada saja pikiran, “ohh nanti saja, oohh gampang ini, cepet kok ngerjainnya”, sebenarnya bisa gitu lho dikerjakan saat itu, lah wong kadang multitasking sambil buka-buka yang lain hahaha, jadinya nyesel dibelakang, kok nggak kemarin-kemarin sih dikerjainnya. Kecuali memang waktunya yang nggak memungkinkan untuk diselesaikan tepat waktu saat itu.
Sering banget bilang sama diri sendiri ketika misal ada beberapa job yang harus dikerjakan “aku bisa, ayo nun jangan nunda-nunda”, tapi kok ya mleset.
Kebaikan apa yang sudah saya lakukan untuk orang lain?
Saya pribadi merasa masih kurang sempurna buat orang lain, dalam artian masih kurang berguna buat yang lain. Misal, ada kegiatan yang membutuhkan volunteer, saya masih kurang aktif. Masih memilih mengerjakan hal lain yang mungkin sebenarnya bisa saya tunda.
Hanya saja kejadian kemarin ketika Gunung Semeru erupsi, dimana teman saya yang sangat aktif membantu masyarakat di Lumajang sana, saya kepikiran terus. Memang saya nggak bisa terjun langsung di lokasi, karena harus kerja from 8 to 5. Jadi, saya hanya bisa membantu sebisa saya seperti materi.
Apakah rutinitas harian sudah terorganisir dengan baik?
Well, untuk sekarang ini, iya. Menurut saya pembagian waktu antara kerjaan, sosialiasi dan refreshing sudah saya tempatkan sesuai kemauan yang saya pengen. Seperti post Pak Anton soal management waktunya antara ngeblog dan kerjaan, yang cukup teratur dan nggak perlu dipaksain kalau memang nggak sanggup.
Jadi, from 8 to 5 saya berada dilingkungan kantor, malem pulang kantor kadang masih urusin blog atau job lainnya. Kadang masih ada janji dengan sohib juga sehabis pulang kantor. Kalau weekday mentok tidur biasanya jam 12 kadang molor jam 1. Mirip kalong hahaha.
Kalau sudah merasa badan nggak fit, seperti kebanyakan tidur dini hari, saya sadar diri dengan mengganti waktu besok-besoknya nggak begadang lagi dan beberapa hari rehat dari aktivitas di depan laptop.
Apakah saya sudah memanjakan diri sendiri?
Off course iya.
Reward apa yang sudah saya berikan buat diri sendiri? Hanya pergi ke salon buat treatment hairmask, saking pengennya untuk hairmask, sampai pasang target buat diri sendiri, bulan depan kudu ke salon. Nggak mahal tapi bikin seneng.
Pernah beberapa bulan, kegiatan hariannya hanya sebatas rumah-kantor-rumah, nggak kemana-mana dan pada akhirnya ketika ada rejeki lebih pengen seharian njajan saja atau makan di burger king hahaha.
Simple ya evaluasi ala-ala saya ini, berharapnya bisa jadi manusia yang serba bisa gitu, serba perfect. Tapi benar kata kamus hidup, manusia nggak ada yang sempurna, sempurnya hanya milik-Nya.
Happy weekend guys.
Yaaaay, semoga tercapai goalsnya mba Ainuuun, mumpung lagi Corona, jadi nggak bisa yalan-yalan ke luar, budgetnya bisa dikumpul untuk dana darurat 😍 wehehehehehe. By the way, semoga cita-cita buka warung bisa terlaksana ya, mba 😁
ReplyDeleteSelalu suka baca tulisan evaluasi seperti ini, saya jadi diajak flashback dan evaluasi hidup saya 🙈
Aminnnnn mbak. Nah itu yang temen aku lakukan mbak, budget yalan yalannya dia dialokasikan buat beli tanah, bener bener selangkah lebih maju daripada aku :D
Deleteaminnn iya mbak Eno pengen buka usaha makanan gitu, semoga bisa terlaksana
Baca ginian jadi ingat, saya belum post apapun tentang evaluasi dirim juga harapan diri di tahun depan, insha Allah kalau umur panjang :D
ReplyDeleteYang pasti, semoga apapun yang Mba Inun impikan bsia segera tercapai, kebayang banget deh gimana stresnya teman-teman yang suka traveling, selama pandemi ini.
Kayak Mba Fanny juga, udah nggak sabar bisa dibuka semua jalur traveling keluar :D
Aminnn mbak, semangat buat kita semua. semoga harapan, keinginan mba Rey terwujud di tahun depan juga ya
Deletehehehe bener banget tuh mba, mbak Fany aja harus menunda rencana perjalanan jauhnya karena ada pandemi ini
Semoga tercapai semua target yang belum tercapai ya mbak.
ReplyDeleteAkupun sering evaluasi diri sendiri kaya gitu kok, biar hidup semuanya seimbang, kerjaan, keuangan, keluarga, pikiran, juga raga hahahha
hehehe iya mbak Meta, amin amin
Deletetentunya kita semua ingin semua planning kerjaan, keuangan bisa berjalan dengan baik dan nggak amburadul juga ya, dan di evaluasi juga mungkin di tahun 2020 ini ada yang "miss", sehingga di tahun 2021 bisa diperbaiki
menunda-nunda dan gak fokus adalah 'penyakit'ku juga mbak, pas niat beresin eh malah kedistrak handphone malah ngecek sosmed. kalau nggak dateline rasanya kok nggak bisa fokus padahal kalau jauh-jauh hari bisa bikin kerjaan lebih sempurna kan hasilnya, malah ngerjain mepet-mepet asal beres. huhu
ReplyDeletehuhuhu iya mbak Ajeng, perlu niat yang kuat pokoknya, jauhkan hape kalau sekiranya hape itu mengganggu kinerja kita
Deletejustru kalau kerjaan dikerjakan mepet selain menyiksa pikiran, belum tentu juga hasilnya akan maksimal
Ternyata kelemahan mbak Ainun jadi kelemahanku juga:( entah kenapa procrastinate itu rasanya semakin kesini malah jadi semakin penyakit yg susah disembuhkan🤧 huhu. Tapi semoga seiring berjalannya waktu, kita bisa survive dari rintangan menunda-nunda ini, Aamiin😫
ReplyDeleteSemoga segala goals dan niat mbak Ainun yg belum tercapai di tahun ini bisa terwujud di waktu-waktu yang akan datang yaa mbaak, Aamiin, ehehehe. Meski sempurna hanya milik Tuhan, tapi aku percaya dalam kadar manusia, kita punya sisi kesempurnaannya masing-masing, tergantung bagaimana kita tumbuh dan belajar untuk selalu "mengevaluasi" diri sendiri. Contohnya tulisan mbak Ainun kali ini😍 sedikit banyaknya jadi ikut mengevaluasi diri sendiri, apa yg salah dan apa aja kesalahan yg udah dibiarkan berjalan terus sama diri ini🤧
hehe bisa sama ya
Deletesepertinya procrastinate ini hampir dialami semua orang juga ya, tapi tetep tergantung orangnya juga :D
iya Awl aku sendiri heran, kok ya penyakit ini tetep aja bertahan di diri aku ya hahaha, duhhh aku kudu merubahnya
Amin semoga harapan aku dan Awl bisa terwujud juga di waktu-waktu mendatang ya.
Dan pastinya aku percaya kita semua sebenernya punya keinginan untuk terus menjadi manusia yang lebih baik, tapi mungkin kadar caranya beda beda, ada yang slow banget, slow atau antusias :D
Kak Inun, membaca 1 buku 1 bulan itu nggak masalah banget, apabila dilakukan dengan konsisten, pasti bisa dan lama-lama bisa bertambah jumlahnya seiring waktu 😁 dimulai dari membaca genre kesukaan Kakak aja, nanti nagih deh hahaha. Semangat Kak Inun! Udah ada niat untuk membaca aja, udah bagus lhooo 😍 aku senang sekali membacanya.
ReplyDeletehehehe iya Lia semangat buat aku sendiri
Deletekalau baca majalah aku bisa cepet, sehari kelar hahaha
aku aja mupeng bca reviewnya jane atau lia, soalnya masih suka bingung mau pilih buku apa bahkan penulisnya pun suka nggak hafal, heuheu
ReplyDeleteevaluasinya beberapa aku udah terapkan kok mbak, emang procrastinate sma membangun kebiasaan ini suka bolong-bolong banyaknya.. tapi semoga dengan evaluasi ini kita bisa menjadi lebih baik lagi ya mbak. semoga cita2 membuka warung dan kehidupan esok bisa terwujud dan lebih baik lagi ya
list buku mbak Jane dan Lia bikin pengen dibeli semua hehehe
Deletehuhuuuu iya mbak aku juga masih bolong bolong dan duhh kenapa kadang kok mager gitu wkwkwk
aminn semoga kita semua patuh sama resolusi atau keinginan untuk jadi lebih baik lagi