Kenapa
saya ingin banget kesini? Ya karena racun dari timeline travelmate saya yang
cukup sering memposting tempat ini.
Kalau
kalian pernah mendengar gelaran Jazz Gunung Ijen pasti nggak akan asing dengan
nama tempat Taman Gandrung Terakota, setiap tahunnya Jazz Gunung Ijen diadakan
di area Amfiteater Jiwa Jawa Resort Ijen yang terbilang cukup dengan lokasinya
dengan penginapan Jiwa Jawa Resort Ijen.
Cuaca
di daerah dataran tinggi ini memang nggak bisa diprediksi, beberapa jam
sebelumnya ketka masih di kampung Osing, matahari sangat terik, dan ketika akan
tiba di Taman Gandrung Terakota hujan gerimis mulai menyambut saya. Beruntung nggak
sampai berjam-jam, hujan mulai reda. Senangnya, yuk mulai explore.
Disambut
Patung Gandrung
Banyuwangi
identik dengan sebutan Kota Gandrung. Gandrung adalah tarian khas dari Bumi Blambangan,
nama lain dari Banyuwangi. Tarian Gandrung selalu hadir disetiap acara formal
maupun non formal. Begitu melekatnya tarian ini di kehidupan masyarakat
Banyuwangi, nggak heran kalau Pemkab setempat sampai menyelenggarakan Festival
Gandrung Sewu.
Karena
saya belum sempat menyaksikan langsung Festival Gandrung Sewu, tempat ini bisa
menjadi semacam obat bagi saya, karena disini terdapat ratusan penari gandrung
juga. Meskipun mereka bukan menari beneran, tapi berupa patung yang diletakkan
menyebar di beberapa tempat di area persawahan.
Beberapa patung juga ada yang diletakkan dengan direndam di dalam air membentuk formasi perform seolah-olah sedang berada di atas panggung.
Yang
membuat saya berdecak kagum, kok bisa ide meletakkan ribuan patung penari di
tengah-tengah sawah, seolah-olah pengunjung yang hadir seperti sedang
menyaksikan mereka perform. Pihak pengelola tempat ini juga membiarkan sawah
beroperasi seperti biasa, menanam padi maupun nanti saat tiba musim panen.
Di
taman gandrung, pengunjung nggak hanya bisa mengagumi patung-patung penari
gandrung saja, ada beberapa gazebo yang difungsikan sebagai tempat pajangan seperti kain batik khas Banyuwangi dan juga penjualan souvenir.
Mata
pengunjung juga akan dihijaukan dengan tumbuhnya pohon durian, aneka jenis
pohon bambu dan beberapa tanaman endemik.
Saya
mencoba jalan lagi masih di dalam kawasan ini, yaitu menuju Amfiteater yang
biasa digunakan untuk panggung pertunjukan seni budaya selain Jazz Gunung Ijen
tadi. Dari amfiteater ini, saya bisa melihat view gunung Raung dan Merapi dari
kejauhan, meskipun sedikit tertutup dengan mendung setelah turun hujan tadi.
Pemilihan
Patung Penari Gandrung
Mantan
bankir BNI, yaitu Bapak Sigit Pramono yang berada di balik ide pembuatan taman
ini. Idenya tercetus dari Terracota Warrior and Horses di Tiongkok. Pembuatan patung-patung
ini juga sebagai upaya untuk merawat dan meruwat tarian Gandrung sebagai
identitas budaya Banyuwangi.
Untuk patungnya sendiri dibuat dari tembikar yang
terbuat dari tanah, yang memiliki filosofi patung yang ringkih dan mudah pecah
menggambarkan bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi.
Konon
nih, kata Gandrung diartikan sebagai kekaguman masyarakat Banyuwangi yang
agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kesejahteraan untuk masyarakat.
Hal ini juga yang menjadi alasan kenapa patung-patung ini ditempatkan di area
persawahan.
Oya,
patung-patung ini terlihat bentuknya seperti sama, padahal ada empat formasi
gerakan berbeda dari patung yang terpajang. Untuk pembuatan patung ini dibuat
oleh seniman Budi Santoso dan proses cetaknya cukup jauh juga yaitu di daerah
Kasongan, Yogyakarta
Saya
mengamati patung ini memang benar-benar detail sekali, dari mata, mimik wajah
dan senyum yang tersungging di bibirnya, mirip beneran.
Fasilitas di Area Taman Gandrung Terakota
Untuk
santai sejenak, saya masuk ke bagian café yang diberi nama Roemah Tjokelat
Ijen. Cafenya bernuansa Jawa dengan banyaknya kursi kayu model kuno sebagai
dudukannya.
Dari
bagian café ini, pengunjung bisa melihat hamparan sawah dengan pajangan
patung-patung penari tadi, ada yang letaknya jauh banget di ujung dan si patung
memang ditempatkan sendirian, lalu di bagian tengahnya tampak ditempatkan cukup
banyak patung. Jadi, posisi di café ini seolah-olah saya sedang menonton
patung-patung yang sedang beraksi.
Di cafe ini juga dijual produk bubuk kopi khas Banyuwangi yang bisa dijadikan oleh-oleh juga untuk orang rumah.
Fasilitas lain yang terdapat di kawasan Taman Gandrung Terakota yaitu adanya mushola. Nggak perlu khawatir lagi jika umat muslim akan menunaikan ibadahnya.
Tempat
ini oke juga buat referensi wisata di kaki Gunung Ijen. Nggak salah kalau
kalian juga bisa mampir ke tempat ini nantinya.
Taman
Gandrung Terakota
Krajan,
Tamansari, Kec. Licin – Banyuwangi
Tiket
masuk : Rp. 10.000
View nya keceh tuh Mba, tapi sumpah, kalau malam ke sini serem banget deh rasanya, kebayang tuh patung-patung pada bergerak hahahaha.
ReplyDeleteTuh cafe Roemah Tjokelat Ijen menarik banget ya buat narsis-narsis, atuh mah, saya kalau liat yang lucu auto narsis rasanya :D
Saya dong, mencatat semua tempat-tempat yang saya baca di blog teman-teman, siapa tahu kan bisa ke Banyuwangi di kemudian hari, bisa mampir ke sini, seru juga bisa menikmati ketenangan dan kesejukan ditemani ratusan patung penari.
Asal jangan malam aja sih hihihi
kalo malem kesini kayaknya jangan fokus liat di patungnya hehe, acara Jazz Ijen yang diadakan disini biasanya malam hari dan karena buanyak banget pengunjung, kayaknya mereka juga nggak akan fokus liatin patung patung beginian
Deleteoyaa, pose yang aku duduk di pinggiran kayu itu, ada temenku si andre yang post di sosmednya dia, katanya temennya yang punya kemampuan lebih, ada "sosok" gitu di patung patung itu. itu siang hari padahal ambil fotonya
Waduuhhh, kaaann...kaannnn , saya liat fotonya aja udah seram sendiri, membayangkan patung-oatung dibiarin gitu selalu jadi tempat sesuatu yang tak kasat mata :D
DeleteUwah.. Keren juga ya mbk, ada banyak banget patungnya. Malah ada yang ditempatkan di sawah juga. Kalau pagi-pagi atau sore main ke sana pasti adem banget. Soalnya bau sawah itu kalau menerut saya bikin tenang, ditambah makan sambil liatin sawah, hemmm.. Makanan jadi makin sedap😊
ReplyDeleteTapi kalau malem, kayaknya agak serem.
hehehe tempatnya memang agak masuk masuk ke area persawahan, kalo malem kayaknya penerangan juga kurang terang banget, kayaknya jangan malem kesininya ehehe
Deletebau sawah ini khas ya mba astri, bau khas tanah persawahan gitu
Jadi mikir apakah patung yang direndam di dalam air itu tidak akab berlumut?
ReplyDeleteLalu bagaimana dengan struktur pematang sawah yang biasanya tidak stabil?
Kayaknya butuh kerka keras sekaligus kerja sama antara pihak pengelola pariwisata dengan masyarakat setempat untuk bersinergi saling menjaga dan merawat demi kepentingan masyarakat banyak juga.
Saya jadi salut bangetm tuh, karena kita yang hanya melihatnya tentu tidak tahu bagiamana cara mereka berikut proses pengadaannya.
Intinya tempat wisata Taman Gandrung Terakota itu mengundang banget dan dikelola dengan baik
nah bener mbak, saya sebagai pengunjung yang bisanya cuman menikmati dan nggak mengikuti proses dari awal pembangunannya jadi nggak terpikirkan soal struktur sawahnya. sepertinya tokoh masyarakat dan pihak pengelola sudah mempersiapkan rencana pembangunan dan pengembangan lahan ini sebagai jujugan tempat refreshing dengan baik
Deletedan masyarakat Banyuwangi yang saya tahu saling peduli sama sesama dan alam juga
Banyuwangi itu Gandrung, Gandrung ya Banyuwangi :) khas banget ngga ada di daerah lain :) Sampe pas Asian Games ada tarian Gandrung Lanang, tapi nggak terlalu disorot kamera sayangnya
ReplyDeleteBtw, itu kenapa ada yg kolam gandrungnya muncul cuma kepalanya doang, setinggi leher, setinggi dada baru full body yah :) serem hehe
djangki | wordpress
gandrung lanang kurang publikasinya ya, jarang yang tahu juga
Deletenah yang di tanah itu, memang hanya patung kepala saja, jadi terlihat seolah olah sedang duduk jongkok, mungkin konsepnya dibuat seperti itu :D
Banyuwangi ... tempat yang selalu di ceritakan oleh pak Lik saya, karena dia tinggal disana 10 tahun lamanya untuk mondok
ReplyDelete10 tahun lama juga ya, berarti udah hapal dengan situasi, kondisi dan budaya masyarakat setempat ya
DeleteKeren banget, Mbak Ainuuuuun. Duh, lihat ini aku jadi pengen banget main ke sana.������
ReplyDeleteAku pernah bahas pengen main ke Banyuwangi sama suamiku, Mbak. Tapi akhirnya gak jadi ke sana. Soalnya gak tau mana-mana di Banyuwangi. ��
hehehe semoga besok besok berkesempatan berkunjung ke Banyuwangi ya mba
Deletetenang aja mbak, sekarang banyak informasi tersedia di mbah google atau blog blog seperti ini yang nyeritain soal destinasi banyuwangi.
Banyuwangi ternyata menyimpan destinasi wisata unik yang sangat menarik dan menunggu untuk dikunjungi.
ReplyDeleteSaya baru ngeh kalau Taman Gandrung Terakota ini mempunyai suguhan alam dan fasilitas pendukung yang keren seperti ini.
Kapan bisa main ke sana ya.
saya sendiri kadang juga heran mbak, tau tau ada tempat ini hehehe, saking luasnya wilayah Banyuwangi jadi hampir di beberapa daerah yang oke, bisa dijadikan destinasi seperti ini
Deleteiya mba disini bisa liat yang ijo ijo ya :). semoga nanti ketika pandemi berakhir bisa mampir ke sini ya
wo unik ya, wah tambah destinasi wisata baru yang patut dikunjungi nih
ReplyDeleteiya mamah tira, tempatnya unik dan kreatif, tempatnya adem juga
Deletesemoga nanti ada kesempatan ke Banyuwangi ya
Oh, jadi cuaca di gunung Ijen ini mirip dengan cuaca di Dieng, ya .. sulit diprediksi.
ReplyDeleteLagi panasnya cuaca bisa mendadak mendung dan turun hujan.
Salut dengan kreativitas di Kecamatan Licin ini.
Menampilkan seni patung penari Gandrung [tarian yang pengin banget aku lihat langsung] di tengah persawahan.
Pemilihan penempatan patung2nya beda banget dengan lokasi di lain tempat.
ahh iya bisa dibilang mirip kayak di Dieng, di bagian atas bisa hujan, pas turun agak ke dataran rendahnya malah terang, bisa nggak rata kondisi cuacanya
Deletebetul kak kreativitasnya oke punya ini
asik asik semoga nanti bisa berkesempatan nonton langsung tarian khas Banyuwangi ini ya, kak hima kan suka sama seni budaya beginian juga
nahh terus ide buat naruh patung patung yang disebar di beberapa titik di sawah ini juga nggak aku bayangin sebelumnya, jadi seolah olah sawah ini adalah sebuah panggung pertunjukan
Sejujurnya aku antara kagum dan ngeri-ngeri gimana gitu melihat patung-patung gandrung tersebut. Maklum, waktu cerita KKN di Desa Penari lagi heboh, entah kenapa Banyuwangi dikait-kaitkan. Ditambah tahun lalu saat kami melintasi Banyuwangi sebelum menyebrang ke Gilimanuk melalui kapal fery, aku sempat melihat patung tari gandrung dekat pantai. Passs sunset lihat patung tersebut. Antara keren tapi kok yaa horor 😅
ReplyDeleteCuma aku tetap penasaran ingin mengunjungi Banyuwangi suatu hari nanti. Terima kasih review-nya yaa Mba (:
hehehe kalau malem kayaknya jangan diliatin patungnya mba, aku sendiri mungkin juga nggak akan ngeliatin kalau kesana pas malem hari
Deletewaktu heboh cerita KKN itu aku ga berani nerusin ceritanya hahaha
hehehe aku tau patung yang dimaksud mba jane, di daerah watudodol ya, patung yang deket pantai ini ditemui kalau lewat jalur Situbondo, dan kalau lewat Jember akan ada patung gandrung menari di tengah gunung gumitir. katanya temenku, itu batas kalau pengendara sudah masuk wilayah Banyuwangi
aku pernah nyetir mobil sendirian malem malem lewat gunung Gumitir, karena pikiranku pengennya cepet sampe Banyuwangi, jadi nggak terlalu banyak liat kanan kiri, karena udah keseringan lewat,kalau malam juga nggak akan nampak view pohon pohon hijaunya, yang ada gelap semua
iya mba Jane untuk kulineran atau keliling kota, banyuwangi okelah dipertimbangkan :)
Jadi, sekarang giliran Ainun meracuni kita sesama blogger yah.. hahaha..
ReplyDeleteIdenya kreatif banget bikin taman seperti ini. Tidak heran kalau menjadi salah satu destinasi wisata favorit disana. Apalagi tiket masuknya murah banget.
Kalau saja tidak jauh dari Bogor, pasti sudah dateng deh.
btw, pengambilan foto-fotonya bagus. Angle-nya pas jadi bisa menggambarkan situasi dan kondisi disana.
hahaha semoga racunnya diserap dengan baik
Deleteiya pak Anton, idenya sangat kreatif bisa membuat patung dengan jumlah banyak dengan formasi yang hampir sama semua untuk dipajang di alam terbuka seperti ini. Plus tiket masuk yang terjangkau banget buat semua kalangan
hehehe kalo ini deket sama tempat tinggal pak Anton, bisa bisa tiap weekend refreshing kesini
Wah, banyak banget ya patungnya bahkan di tengah sawah juga ada puluhan patung. Bener kata mbak Rey, kalo malam datang sepertinya agak serem kalo lihat patungnya. Takut tahu tahu kepalanya menoleh atau bergerak.😂
ReplyDeletenahh aku juga kagum sama penempatan patung di tengah-tengah sawah, dan view kalau dilihat dari cafe ini, seperti melihat penari sedang perform di panggung terbuka.
Deleteiya mas agus kalau malam kayaknya jangan diliatin patungnya, apalagi kalau musim pengunjung nggak rame, sepiii. mungkin kalau pas event Jazz disini saking banyaknya pengunjung, pengunjung sepertinya juga nggak akan merhatiin patung-patung ini, banyak lautan manusia
Destinasi wisata yang sangat menarik dan unik. Banyuwangi selalu menawarkan landscape alam yang begitu indah. Semoga ketika situasi sudah normal, saya beserta keluarga bisa mampir ke sana.
ReplyDeleteiya mas rulfhi di Banyuwangi bisa dengan mudah ditemuin destinasi wisata dari yang namanya sering wara wiri di berita atau bahkan belum ada yang coba expose beritanya.
DeleteDari alam, budaya dan kuliner semua ada disini.
asik asik nanti aku tunggu ceritanya ya mas rulfi, dan semoga wabah ini segera berakhir
aku malah serem liat patung sebanyak itu, creep af, haha.. tapi aku turut senang sih ada yg peduli untuk merawat tarian gandrung sebagai identitas budaya Banyuwangi..
ReplyDeleteaku lebih penasaran ke pohon2 duriannya pas lagi musim panen ahaha..
dan kayaknya di banyuwangi ada festival durian juga mas bara
Deletehehehe kalo malem jangan diliati patungnya, penerangan juga minimalis disini
Mengingatkan akuuuuh pada kkn desa penari yang dulu sempat kukubek kubek segala infonya dong mba ai hahahhaha
ReplyDeleteDan ku pengen ke sini,
Soalnya banyuwangi jadi moncer berkat cerita itu kan
Mana patungnya beraura magis lagi hiahahhaha
Tapi klo aku nemu spot kayak gini sih pasti kubikin dalam banyak angle nih #kesempatan emas berkontwn ria sekaligus mempromokan wisata
Btw asyik amat mba ai jadi penikmat musik jazz rutin yang diselenggarakan di ijen
hahaha gara gara viral cerita desa penari ya mbak, semua penasaran googling soal ini
Deletewoooo hahaha sekalian bikin konten dibanyakin ya, pokoknya nggak mau rugi
aku nggak tiap taun nonton festival musik mba, sesekali aja, kalau artisnya oke-oke bisa bisa aku belain mungkin buat datang