Setiap
mengalami pergantian tahun, biasanya di dalam diri bawaannya selalu bahagia
karena nggak sabar untuk mewujudkan keinginan yang sudah direncanakan
sebelumnya atau bahasa kerennya adalah resolusi. Saya kira nggak hanya saya
saja yang menginginkan resolusi itu tercapai, pasti teman-teman pembaca blog
saya juga berharap demikian.
Awal
tahun yang sudah saya rencanakan jauh sebelumnya dengan trip hampir seminggu
lamanya nggak disangka akan gagal begitu saja. Bulan Februari 2020, dunia
digemparkan dengan munculnya virus Corona atau Covid-19 di kota Wuhan, China. Berganti
bulan yaitu pada bulan Maret 2020, Indonesia kembali dikejutkan dengan
munculnya 2 orang yang positif tertular virus Corona dan hal ini menyebabkan kehebohan di Negara sendiri.
Di bulan Maret inilah pikiran saya bisa dibilang “agak stress”, yaitu
memutuskan untuk berangkat atau nggak ke Negara tujuan dan akhirnya saya
memilih merelakan trip ini gagal, untuk sementara waktu.
Munculnya
Covid-19
Pasti
teman-teman sudah mengetahui yang dimaksud dengan Virus Covid-19 ini, yaitu
virus yang menyerang sistem pernafasan dan virus ini bisa menyebabkan gangguan
ringan pada sistem pernafasan tersebut, infeksi paru-paru yang berat hingga
kematian.
Selain
virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini yaitu virus penyebab
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East
Respiratory Syndrome (MERS). Meskipun disebabkan oleh virus dari kelompok yang
sama, akan tetapi virus-virus ini memiliki perbedaan dalam hal kecepatan
penyebaran dan tingkat keparahan gejala.
Banyaknya
pemberitaan mengenai wabah ini, masyarakat sudah nggak asing dengan gejala
ringan yang bisa ditimbulkan dari orang yang terinfeksi Covid-19, yaitu seperti
demam dengan suhu tubuh diatas 38 derajat Celsius, batuk kering, sakit
tenggorokan, merasa nggak enak badan dan sesak nafas. Gejala-gejala ini umumnya
akan muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah penderita terpapar Virus
Corona. Dan beberapa
virus Covid-19 ini dapat menyebabkan gejala yang parah, infeksinya bisa berupa menjadi
bronchitis dan pneumonia.
Bahkan
nih, di kantor teman saya, siapapun yang mengalami flu malah disuruh balik
pulang, kantor nggak mau tahu dia kena flu karena kebanyakan begadang atau
memang karena terpapar virus Corona. Tingkat ketakutan masyarakat sudah
memasuki level tinggi, iya gimana nggak takut kalau akibatnya saja yang paling parah
bisa menyebabkan kematian.
Siap
Siaga Hadapi Covid-19
Dugaan
pertama kali mengenai penyebaran Covid-19 adalah ditularkan dari hewan ke
manusia. Namun, lambat laun diketahui penyebarannya juga menular dari manusia
ke manusia. Dan seseorang bisa tertular virus ini dengan berbagai cara seperti
:
- Tidak sengaja menghirup percikan ludah atau droplet yang keluar saat penderita Covid-19 batuk atau bersin
- Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan droplet penderita Covid-19
- Kontak jarak dekat dengan penderita Covid-19
Kabar berita juga menginformasikan jika imunitas tubuh seseorang juga mempengaruhi apakah virus ini mampu “masuk” ke dalam tubuhnya atau tidak. Jika imun tubuh lagi baik, si virus nggak bakalan sampai “masuk” ke dalam tubuh. Bisa dipastikan dalam waktu sekejap, di kantor saya pun banyak yang membawa vitamin atau suplemen tubuh tambahan untuk tetap menjaga daya tahan tubuh begitu juga dengan keluarga saya sendiri yang nggak lupa mengingatkan saya untuk konsumsi vitamin C.
Mencoba
Berdamai dengan Covid-19
Beberapa
waktu lalu, pemerintah menggembor-gemborkan era “New Normal” dan saya harus
belajar berdamai dengan keadaan seperti ini. Dari memakai masker kemanapun dan
dimanapun, membawa hand sanitizer sampai menjaga jarak di tempat umum.
Eits,
nggak hanya di kantor saya saja yang membuat peraturan untuk sering-sering
memakai hand sanitizer atau menggunakan masker. Di pusat perbelanjaan juga
memberlakukan aturan ini, mereka harus menyediakan dan bahkan membuat baru
wastafel cuci tangan di dekat pintu masuk mall.
Seperti
biasa, lagi asik ngomongin soal traveling, teman saya yang tinggal di Surabaya bercerita
kalau dia sudah mengikuti serangkaian covid test lengkap dan menghabiskan
nominal uang yang nggak sedikit. Waktu itu Surabaya memang lagi disorot karena
penyebarannya yang sangat cepat, karena teman saya mengalami demam parah
akhirnya dia berinisiatif untuk memeriksakan dirinya. Covid test Surabaya saat
ini mudah dilakukan oleh masyarakat umum dan lagi-lagi nggak harus keluar rumah
dulu untuk membuat janji dengan pihak rumah sakit.
Sebelum
keluar rumah sudah parno duluan pastinya ya, nanti diperjalanan gimana kan
ketemu banyak orang. Saya iseng buka aplikasi kesehatan yang sebelumnya pernah
saya gunakan untuk konsultasi dengan dokter kulit, dan ternyata ada
perkembangan baru, yaitu pengguna aplikasi Halodoc bisa membuat janji dengan
rumah sakit tujuan untuk melaksanakan test Covid-19 ini
Covid-19
Rapid test yang digagas oleh Halodoc, untuk sistem pembayarannya dibuat
sesimple mungkin, pastinya hal ini untuk meminimalisir kontak langsung dengan
petugas rumah sakit. Masyarakat yang akan melakukan test hanya bisa melakukan
pembayaran dengan GoPay. Baik di aplikasi ataupun website Halodoc, sistemnya
dibuat user friendly, peserta test seperti saya pun juga bisa membuat janji
kapan akan melakukan test, bisa pilih waktu pagi hari atau siang hari berikut jam
testnya.
Sekarang
kalau ada teman-teman yang mengalami gejala mirip seperti Covid-19 nggak ada
salahnya untuk mencoba konsultasi dulu melalui aplikasi Halodoc untuk
mengetahui diagnosis awal.
Dan
yang paling penting, tetap jaga pola makan yang sehat dan harus membiasakan
menjaga kebersihan diri juga, apalagi setelah keluar rumah. Semoga pandemi ini
segera tuntas ya biar kita semua bisa traveling bebas kemana-mana.
Aku juga batal traveling gara-gara corona nih, Mbak Ainun. Gak jauh-jauh sih, cuma pengen ke Jogja buat menikmati suasana yang berbeda aja. Niatnya berangkat awal April, eh udah keduluan Corona masuk di Indonesia bulan Maret. Akhirnya batal deh. Sampai sekarang aku jadi gak berani kemana-mana mengingat penularan di sini masih aja tinggi walaupun sebenarnya sudah gak psbb lagi.😔
ReplyDeleteNgomong-ngomong stay healthy terus ya, Mbak Ainun. Moga-moga Corona ini cepet selesai.🙏
iya sedih banyak temen temen yang terkena imbas dari covid ini, banyak rencana perjalanan yang batal, tapi mau gimana lagi, waktu awal muncul covid di Indo, pemberitaan udah gencar dimana-mana, sampai lockdown di beberapa negara.
Deleteiya mba roem kita sama sama stay healthy, makan bergizi dan semoga wabah ini cepet berakhir
saya ikut merasakan kesedihan teman-teman yang terpaksa cancel beberapa rencana travelingnya karena pandemi ini, terlebih ada yang cancel tapi duit nggak kembali 100%.
ReplyDeleteSemoga pandemi segera berakhir deh.
kalau saya cuman rencana mudik sih yang gagal, bukan hanya karena takut mudik, tapi pandemi bikin keuangan jadi kacau balau, beruntung saya bukan tipe yang suka beli tiket agak lamaan, apalagi buat mudik, jadi cuman nabung duit yang akhirnya kepake juga :D
Bahkan udah new normal belum berani mudik, naik pesawat ampun makin mahal kudu rapid test segala :(
Naik kapal juga dan kelamaan, takut terpapar di perjalanan malah :(
bisa dibilang sejak pandemi ini semua serba repot
Deleteapalagi sejak era "new normal" kemana-mana naik transport kudu ada surat rapidnya, bener yang dibilang mba rey, kalau swab berlaku 7 hari, lahh kalo lebih 7 hari berarti kudu test lagi, apa kabar duit hehehe
iya mba reyy, semua sektor kerjaan kena imbas dari pandemi ini, termasuk perusahaan tempat aku kerja juga.
Karena suatu dan lain hal, mertua saya kemarin sudah pengen pulang ke Makassar setelah 3 tahun menemani kami menjaga anak. Untuk mengurus kepulangannya ternyata memang sudah sedikit berbeda. Mereka harus tes rapid dulu (beberapa daerah mewajibkan PCR), dan mendapatkan surat dokter yang berlaku 3 hari (7 hari untuk PCR). Setelah konfirmasi negatif, baru kami pesan tiket. Harga tiket sih memang normal, cuma memang ada penambahan biaya pengetesan jika ingin travelling di masa sulit ini.
ReplyDeleteTak hanya itu, untuk masuk ke bandara pun, sudah harus menunjukkan surat negatif Corona sebelum masuk ke counter check in. Jadi harus tiba lebih awal di bandara untuk menghindari antrian
wahh makasih infonya mas cipu. Untuk yang punya kepentingan urgent, ketentuan baru ini mau nggak mau kudu dipatuhi ya, dan memang kudu siap dengan tambahan biaya tak terduga seperti ini, harus sedia budget lebih.
Delete