Jam sudah menunjukkan angka
8 dan saya masih berada di hotel, kalaupun akan tetap di Bangkok malah bingung
mau pergi kemana, ke Khaosan Road pagi-pagi juga percuma, ke Chinatown malah
lagi nggak pengen kesana, mau ke Theme Park seperti Line Village, lahh ini
malah dari awal saya skip karena waktu yang terbatas.
Koper saya titipkan di Glur
Pratunam Hotel dan titip pesan ke mbak resepsionis kalau akan diambil malam
hari. Biar nggak nyasar lagi, kali ini saya minta bantuan resepsionis untuk
menuliskan nama terminal Sai Tai Mai. Dan nanya juga nyetop bisnya dari jalan
sebelah mana, untungnya Bahasa Inggrisnya masih terdengar jelas di telinga
saya.
Cara Menuju Hua Hin
Banyak cara untuk menuju Hua
Hin dari Bangkok, yaitu bisa dari Terminal Mo Chit, dari Terminal Sai Tai Mai
atau mau sewa mobil privat. Opsi terakhir jelas bukan pilihan saya kecuali
bareng-bareng sekian orang teman untuk sharing budget.
Berbekal tulisan nama
Terminal Sai Tai Mai dalam huruf Thailand dari resepsionis hotel, saya
mengikuti arahan dari mbak resepsionis. Dari arah jalan raya depan hotel, saya
belok kiri menuju arah Pratunam Fashion Mall, disana ada jembatan penyeberangan
dan saya menyeberang melalui jalur yang benar ini, karena kemarin-kemarin saya
menyeberang jalan kebanyakan langsung jalan saja, mengikuti orang lain.
Saya menunggu bis di depan area mall-mall di sekitaran Pratunam Fashion Mall. Yes, bis datang dan saya nggak yakin juga ini benar bisnya atau tidak. Asal naik
Waktu ibu kondektur menarik tarif
bis, saya menunjukkan kertas kecil yang saya bawa ke ibunya dan ibunya dengan
mulut yang tertutup masker mungkin menjawab “ooohh iya iya ini kesana”. Ya
sudahlah saya pasrah
Kondektur yang saya temui kebanyakan perempuan |
Disepanjang perjalanan di
dalam bis ini, saya sudah siap ancang-ancang, gimana kalau ternyata bukan ini
bisnya dan jaraknya semakin manjauh dari pusat kota Bangkok, mau tidak mau harus
keluar uang lebih untuk naik taxi balik ke Bangkok.
30 menit belum sampai juga
di Terminal Sai Tai Mai, bis melewati jalanan seperti jalan tol yang lebar
seperti arah ke luar kota.
“duhh gimana nih, bener ngga
ya” gitu aja terus membatin
Sampai akhirnya bis memasuki
area gedung yang terlihat tidak terlalu modern, awalnya saya kira adalah pusat
perbelanjaan atau supermarket. Ternyata ini adalah terminal terakhir. Akhirnya…
Saya masuk ke area gedung, mencoba mengikuti petunjuk dari blog yang sudah saya riset sebelumnya, mungkin posisi si empunya blog sama saya beda, jadi malah jalan ke parkiran yang saya tuju haha
Tampak luar terminal, malah mirip mall ya |
Saya masuk ke area gedung, mencoba mengikuti petunjuk dari blog yang sudah saya riset sebelumnya, mungkin posisi si empunya blog sama saya beda, jadi malah jalan ke parkiran yang saya tuju haha
Jadi, di dalam terminal Sai
Tai Mai ini, lantai 1 banyak diisi oleh kios-kios pedagang serta beberapa ATM.
Untuk menuju loket bis ada di lantai atasnya yaitu dengan ekskalator. Di lantai
2 nya pun juga ada beberapa kios pedagang, nampak juga deretan loket bis-bis
tujuan luar kota Bangkok seperti ke Chiang Mai, Pattaya, dan hampir semua kota ada, tinggal pilih.
Kali ini saya tidak jadi
naik bis untuk menuju Hua Hin, mungkin karena waktu nunggunya yang agak lama
dan jam juga kurang cocok. Saya dibantu oleh security dan pegawai di terminal
untuk menuju lokasi tiket Van. Untuk pilihan transportasi dengan Van, loketnya
ada diluar gedung terminal, dekat dengan tempat turun saya tadi dari bis kota.
Saya asal memilih loket saja
asalkan berangkatnya tidak lama-lama, saya sampaikan tujuannya adalah ke
Santorini Park. Pegawainya cukup paham Bahasa Inggris jadi mengerti maksud
saya. Saya tanyakan pula bagaimana dengan pemesanan Van balik dari Santorini ke
Bangkok lagi. Jadi, dia menyarankan untuk menghubungi nomer telepon yang ada di
karcis.
Pegawai yang berjaga di
loket ini akan memberitahukan ke driver soal tujuan penumpang, nah karena saya
turun di Santorini Park, jadi saya akan diturunkan di depan Santorini. Driver
tidak bisa berbahasa Inggris, jadi sepanjang perjalanan, saya hanya diam
membisu.
Tiket Van ini saya dapatkan
dengan harga 160 Baht. Di dalam Van sudah ada 2 orang penumpang dan menunggu
beberapa penumpang supaya terlihat penuh. Tepat jam 11, van berangkat menuju
Hua Hin, melewati jalur padat lintas kota, mirip seperti di Surabaya atau
Jakarta. Perjalanan ke Hua Hin ditempuh kurang lebih 2 jam jika arus lalu
lintas lancar.
Bersenang-senang di
Santorini Park
Saya diturunkan oleh driver di
pinggir jalan, tepat di depan Santorini Park. Jalanan depan Santorini adalah 2
jalur dan berbadan lebar, mobil yang lewat pun hampir semua berjalan dengan
kecepatan tinggi. Menurut info blog yang saya baca, tersedia underpass untuk
menyeberang jalanan lebar ini, tapi saya tidak bisa menemukan di sebelah mana
underpass berada.
Dibagian depan Santorini Park terdapat bangunan Tourist Information, semua nuansa bangunan diluar ini sudah berwarna putih biru khas Santorini, cantik.
Jalanan yang diseberangi |
Selamat datang di Santorini |
Dibagian depan Santorini Park terdapat bangunan Tourist Information, semua nuansa bangunan diluar ini sudah berwarna putih biru khas Santorini, cantik.
Untuk menuju Theme Park,
pengunjung harus berjalan kaki kearah belakang dan akhirnya saya sampai juga di
Santorini (KW). Jauh-jauh ke Hua Hin ketemunya sama orang Bandung, lagi liburan
sekeluarga. Astaga jangan-jangan di dalam theme park banyak orang Indo.
Tiket masuk Santorini Park
adalah sebesar 150 Baht, harga segini sudah termasuk naik wahana gratis 1 kali.
Di dalam area Santorini hampir semua sudutnya instagrammble, merchant toko-toko branded pun juga ada disini, dengan penataan yang cukup menarik dari luar otomatis membuat pengunjung penasaran untuk masuk.
Loket pembelian tiket masuk |
Di dalam area Santorini hampir semua sudutnya instagrammble, merchant toko-toko branded pun juga ada disini, dengan penataan yang cukup menarik dari luar otomatis membuat pengunjung penasaran untuk masuk.
Pintu masuk |
Cita-cita untuk foto dengan
latar belakang bianglala bertuliskan Santorini Park sukses dilakukan. Di dalam area theme park ini, ada 1 café
incaran yaitu Miffy’s Garden Café yang cukup terkenal, dengan bangunan dominan
berwarna putih dan ada akses tangga di bagian depan café membuatnya tampak
fotogenic.
Karena asas tidak mau rugi
sudah datang jauh-jauh kesini, saya harus masuk ke Miffy’s Café ini, untungnya
pengunjungnya masih saya saja, jadi bebas mau foto-foto.
Di Miffy’s Garden Café saya
memesan 1 porsi Mango Sticky Rice dengan harga 185 Baht dan Thai Tea dengan
harga 115 Baht. Penataan yang cantik untuk mango sticky rice dengan harga
segitu ya lumayan sepadan dengan rasa yang ditawarkan. Untuk rasa benar-benar enak, enak banget. Coba kalo
di kotaku ada jual dengan harga segitu pasti nggak kebeli haha.
Nggak tega mau makan |
Enak banget |
Untuk wahana pilihan yang digratiskan karena sudah termasuk dengan biaya masuk theme park bebas dipilih pengunjung, inginnya naik wahana komidi putar, karena muter-muter tidak bisa menemukan lokasinya, akhirnya saya memilih naik semacam bom-bom car saja.
Cara menuju balik ke Bangkok
Jam sudah menunjukkan angka
3 sore, saya bergegas untuk keluar dari area theme park dan menuju ke bangunan
Tourist Information. Mbak petugasnya baik banget, dia membantu saya
mengorderkan travel van ke langganannya sepertinya, untungnya jamnya masih
keburu. Saya tinggal duduk manis di ruangan ini sambil menunggu travel yang
ditelpon mbaknya tiba.
Tempat Tourist Information |
Travel saya tidak mempunyai
tujuan di daerah hotel saya berada, tetapi berhenti di terminal Ekkamai. Dari
terminal Ekkamai tinggal berjalan menuju arah luar terminal dan cari tangga
untuk menuju BTS Ekkamai, lalu sesuaikan dimana lokasi BTS terdekat dengan
hotel.
BTS di Bangkok |
Dari BTS Ekkamai yang
masih senja, saya tiba di hotel sudah gelap sekitar jam 7. Perjalanan belum
berakhir, karena malam itu saya harus menggeret koper dan kembali berjalan
menuju BTS Siam untuk check-in di hotel yang baru.
Perlu diingat :
- Jam buka Santorini Park
Senin - Jumat : Jam 09.30 am - 06.30 pm
Sabtu, Minggu & Libur Nasional : Jam 09.00 am - 06.30 pm
Menarik seni bina bangunan yang ada di sini. ohh bisa ya berhenti dimana-mana guna perkhidmatan kenderaan awam. baru tahu juga tu.
ReplyDeleteiya mbak bangunannya dibuat mirip dengan yang ada di Yunani.
DeleteTravelnya mungkin semacam angkot exklusive ya, jadi bisa menurunkan atau menaikkan penumpang ditengah perjalanan, tapi sepertinya untuk bisa naik si penumpang sebelumnya janjian dulu sama drivernya jam berapa
ya ampon penasaran bet sama thailand :' deket dari indo juga soalnya sih ya.
ReplyDeletepankapan deh.
thailand corona gini sepi juga yah
asikk ditunggu ceritanya ya mas febri.
DeleteDibilang deket ya mayan juga, karena masih satu kawasan asia tenggara juga ya hehehe
kayaknya sejak wabah corona ini muncul, beberapa tempat wisata mungkin terlihat sepi dan orang-orang juga waspada sama diri sendiri
Mbaaa, berani banget nih sih dirimu hahaha.
ReplyDeleteKalau saya udah kayak anak ayam kehilangan induk itu mah, sampai berlibur ke tempat yang jauh dari kota.
Kalau di daerah yang berbahasa Inggris semua mungkin masih bisa bikin tenang, ini ngomongnya kek film horor aja (kebanyakan nonton horor Thailand hahaha)
hahahaha banyakin doa mbak
Deleteada rasa takutnya tapi sok cool aja mukanya
nahh kalo kebanyakan bisa bahasa inggris masih mending, kalo ke negara yang rata-rata orangnya nggak bisa bahasa inggris agak susah juga, jurus bahasa kalbu yang dipakai hahaha
Nah bener.
DeleteSaya pernah baca di postingan Mbak Trinity, sampai dia beli gelang traveler yang ada gambar beberapa benda atau kegiatan.
Ada toilet, ada money changer, resto atau hotel hahaha.
Abisnya, kalau nanya nggak nyambung pakai bahasa planet :D
Woaaah salut sama mba, berani pergi sendirian :))
ReplyDeleteSantorini Park Hua Hin juga salah satu tempat di Thailand yang saya suka setelah Khao Yai area, cuma sayangnya di Hua Hin nggak begitu banyak tempat yang dilihat, jadinya waktu ke sana pun cuma PP seharian seperti mba Ainun lakukan :D hihi, jadi ingat kalau saya belum update cerita lanjutan di Thailand. Habis baca tulisan mba ini, jadi ingin main lagi ke Thailand, selalu menyenangkan soalnya :3 thanks for sharing mbaaaa.
hahaha modal "pede dan nekat" mbak
DeleteKhao yai aku juga penasaran sebenernya, cuman waktu yang nggak memungkinkan. Di Hua Hin sepertinya yang banyak dibahas night marketnya, tempat nongkrong yang dipinggir pantai, seenspace
ayo mbak cerita thailandnya dilanjutin, aku tungguin dah :)
Asyik banget Mba bisa jalan-jalan ke sana. Semoga bisa ke sana juga suatu hari aamiin. Atau ke Santorini aslinya ya hehe. Saat saat takut tersesat adalah saat paling seru menurut saya selagi jalan-jalan. bisa jadi cerita dan berasa berpetualang sungguhan.
ReplyDeleteAminn suatu saat semoga bisa kesana juga ya
Deleteseni nyasar bisa jadi cerita ya hehe, ada kenangannya juga
Saya kira Santorini di Yunani, etapi aku juga pernah nemu sih hotel ala Santorini di Gili Trawangan Lombok. Kalau udah denger Santorini ngebayangin rumah-rumah yang didesain dengan perpaduan warna putih biru ya, instagrammable
ReplyDeleteSepertinya hotel yang di Gili Trawangan model Santorini ini baru ya? terakhir kesana aku nggak nemuin, apa mungkin kelewat
DeleteIya bener kalo denger kata Santorini yang langsung terpikir adalah bangunan khas dengan warna putih biru dan bangunan yang terletak berundak-undak cantik plus laut biru
Mango Sticky Ricenya lucu banget ya ampun. Gak tega juga makannya itu haha. Kreatif nih
ReplyDeleteiyaa aku nggak nyangka bisa dibentuk seperti itu, pinter nih yang punya ahaha
DeleteKalo denger Santorini aku jari teringat nama gereja. Ternyata itu nama sebuah taman di Thailand juga yah.
ReplyDeleteiya mbak di Thailand ada theme park Santorini juga, beberapa bagiannya dibuat mirip dengan Santorini Yunani
DeleteDuh nyesel kemaren enggak ke Santorini! Cakep banget yaa ternyata huhuhuh
ReplyDeleteNext time Ky dilanjutin explore Hua Hin nya, banyak ya yang pengen didatengi sampe waktunya takut nggak keburu sama travel pulangnya
DeleteAku dua kali ke Hua Hin, ngga sempat ke Santorini Park ... Ya karena ada kerjaan sih waktu itu. CUma malamnya doang yang sempat ke street food.
ReplyDeletehiks aku ngga sempet ke street foodnya, harusnya sempet karena cancel hotel. Next ahh kesana lagi
DeleteMba Inun pergi sendirian? woww aku selalu takjub dan degdegan deh sama solo traveler perempuan, apalagi tanpa seorang pun yg dikenal. Aku pernah ke KL sendirian, tp di sana ketemu temen. Itu aja udh berasa nekat banget, hehe. Thanks sharingnya mba, jd tau isinya Santorini Park
ReplyDeleteKeren mba ainun, kesana sendirian ya? Aku baca dari awal ngebayanginnya udah dag dig dug lho, nyasar di negeri orang yang gada satupun aku kenali. manalah ada kendala bahasa juga kalo di Thailand tuh, inggrisnya pada aneh, hahaha
ReplyDeleteTapi overall aku setuju sih Santorini park emang se-instagrammable itu. Makanannya juga, alamaaak cute sekali. Aku kalo pesen itu kayaknya biarin aja deh sampe basi, gamau makan, sayaang. hahhaa
Betapa kangennya aku liat tulisan cacing keriting itu hahaha. Pas banget ini, ibuku rencana mau ngajakin ke Bangkok tahun depan. Udah lama banget dia penasaran. Dan dari tulisan ini jadi dapet beberapa informasi baru. Walaupun yang Santorini ini kok dilihat mirip-mirip sama yang kami datangi awal Juni kemarin pas ke Lampung :D
ReplyDeleteTapi yang jelas ibu akan senang diajak ke sini. Banyak spot foto kece. Kebayang emak-emak ntar heboh dengan pose andalan ibu-ibu pengajian itu ya hahaha.
Keren mbak Solo traveling ke negara yang bahasa nya tidaklah mudah, tulisannya sulit dipahami dan bisa sampai ke lokasi tujuan dengan sangat lancar walau dalam batin deg-deg an yaa, Santorini Park bagus banget, kemudian cafe nya uniq ya, penataan makananya oke banget, gemesh deh liat tampilan makanannya.
ReplyDeleteTempat pusat informasinya mirip bangunan di Maroko ya, bedanya kalau misal di Maroko ada banyak ukiran hiasannya memenuhi beranda tembok , BTW kuenya tuh lucu-lucu banget aku tuh paling nggak tega kalau makan kue yang begini🥲
ReplyDeleteGedung pusat informasinya mirip bangunan di Maroko ya bedanya kalau maroko punya bingkai hiasan yang memenuhi beranda tembok, BTW makanannya lucu-lucu gitu nggak tega aku makannya 🥲
ReplyDeleteJadi gimana underpassnya ketemu gak mbak? Apa akhirnya nyebrang jalan serame itu? Aku ikutan deg²an haha
ReplyDeleteMusti disave ini... cakep banget itu santorini park, cita-cita aku kalo punya rumah itu bikin yang ala-ala rumah di santorini, hihihi...
ReplyDeletePenyajian makanannya cantik banget ya, bener2 bikin sayang buat dimakan... wkk
Aku tipe yg ga akan pernah pergi sendiri sih 🤣. JD selalu salut Ama temen2 yg bisa 👍👍.
ReplyDeleteYg bikin kangen ama thailand itu selalunya mango sticky rice. Jarang bgt ada yg failed. Selalu enak, manis mangganya, gurih krimnya, Omg, aku pengeeen lagiiii. Mangga mereka itu kayak beda yaaa. Soalnya pernah coba MANGO sticky rice di jakarta, mangganya ga seenak di sana.
Ya ampun lucu banget Miffy's Garden Cafe... Selain tempatnya gemesin, makanannya juga cute, beneran gak tega deh makannya. Tempat lainnya juga Instagramable... Santorini udah banyak KW-annya ya, jd enak, gak perlu jauh2 ke tempat aslinya :)
ReplyDeleteTernyata nggak hanya di Indonesia aja yang tempat wisatanya suka niru-niru luar negeri, di Thailand pun ada Santorini Park ya. Tetap menarik sih buat dikunjungi, apalagi kalau tempatnya terawat, bersih dan makanannya enak-enak..
ReplyDeleteSantorini Park di Hua Hin ini emang udah ngetop ya. BTW manggo Sticky rice nya harganya mahal tapi pas lihat fotonya memanglah berbeda dibanding yang biasa apalagi ada di cafe yang luar biasa buat foto-foto jadi masuk akal lah harga segitu
ReplyDeleteGimana yaa.. rasanya makan Mango Sticky Rice dari negaranya langsung?
ReplyDeleteAku penggemar kuline khas Thailand yang satu ini. Katanya, jenis mangganya beda sama yang di INdo yaa..
Miffy’s Garden Café ini lutu syekalii..
Mbak, ini travelingnya ke Thailand sendirian ya? Keren banget ih. Selalu salut sama orang yang berani melakukan solo traveling gitu. Seru banget pastinya ya, pengen juga sayanya bisa jalan2 gitu cuma nyali saya terlalu ciut buat jalan2 sendirian, hehe.. Btw dari baca ulasan di atas juga baru saya tahu kalau Santorini Park itu adanya di Thailand ya.
ReplyDelete