Sempat kepikiran pengen
banget naik kereta PP dari Jember ke Banyuwangi, cuma buat foto di pinggiran
gerbong ketika jalur berbelok di daerah Gunung Gumitir. Sepertinya cita-cita
saya mulai ngaco ya waktu itu. Meskipun sampai sekarang keinginan foto di pinggiran
gerbong masih ada hahaha
Paling tidak keinginan untuk
pergi ke Kota tetangga yaitu Banyuwangi terpenuhi dengan naik kereta pulang
pergi dengan adanya tanggal merah di tengah minggu, alias hari kejepit. Kali
ini ajakan untuk city tour Banyuwangi datang cukup mendadak dari teman Jember
Backpacker. Saya sih oke oke aja, karena kebetulan memang tidak ada agenda
kemana-mana. Nggak dinyangka juga pada tanggal 17 Agustus waktu itu, pihak KAI
memberikan surprise untuk penumpang kereta Pandanwangi berupa tiket gratis
alias nggak dipungut biaya. Hemat 8ribu rupiah hahaha. I love it I love it….
Kemana saja saya dalam waktu
seharian di Banyuwangi Kota, ini ceritanya :
Nasi Pecel Bu Tin
Trip kali ini nggak
neko-neko tujuannya, karena tiba sekitar jam setengah 8 pagi, otomatis tujuan
selanjutnya adalah wisata kuliner pagi-pagi. Warung nasi pecel Bu Tin sudah
nggak asing bagi saya, karena area kerja saya meliputi Banyuwangi, jadi makan
disini sudah biasa. Untuk antrian dan banyaknya pengunjung yang memang membuat
makan di sini menjadi “luar biasa”. Bukannya kalau banyak pengunjung sampai
antri-antri berarti indikasinya adalah makanannya enak enak kan.
Pendapa Banyuwangi Sabha
Swagata
Selesai makan, saya memesan
taksi online menuju Pendapa Banyuwangi yang berlokasi dekat dengan Taman
Sritanjung. Dulunya tempat ini adalah rumah dinas Bupati Banyuwangi, tetapi
sekarang dialihfungsikan menjadi tujuan wisata masyarakat umum agar lebih
mengenal sejarah Banyuwangi dan sesekali Bupati masih menjamu tamu penting di
pendapa ini.
Tiba di pendapa, saya dan
kedua teman meminta ijin dulu di bagian security dan ternyata mereka menyambut
baik kedatangan saya. Bapak petugas keamanan ini mempersilahkan saya dan teman-teman
untuk mengisi buku tamu dan siapa sangka ternyata Bapak-Bapak disini juga bisa
menjadi Guide, mereka banyak menjelaskan sejarah bangunan ini.
Bangunan utama yang terletak dibagian depan ini berfungsi sebagai tempat pertemuan jika ada tamu kedinasan datang berkunjung ke Banyuwangi, di aula ini terdapat empat pilar tinggi kokoh dengan struktur yang masih mempertahankan bentuk keasliannya. Dibeberapa bagian lantainya pun dihias bermotif bunga sehingga menimbulkan kesan vintage, keren.
Bapak Petugasnya baik hati menjelaskan sejarah Pendapa |
Bangunan utama yang terletak dibagian depan ini berfungsi sebagai tempat pertemuan jika ada tamu kedinasan datang berkunjung ke Banyuwangi, di aula ini terdapat empat pilar tinggi kokoh dengan struktur yang masih mempertahankan bentuk keasliannya. Dibeberapa bagian lantainya pun dihias bermotif bunga sehingga menimbulkan kesan vintage, keren.
Selanjutnya saya diajak
Guide ke bagian bunker belakang, sekarang gundukan tanah ini dibagian dalamnya
dibuat kama-kamar seperti penginapan. Menurut Bapak Guide, kalau ada tamu
Bupati terkadang mereka menginap disini, terutama untuk para ajudan, Oya, saya
baru tahu nih, kalau di bunker ini terdapat satu kamar yang mana di malam
tertentu tidak boleh diinapi, karena “sang penunggu” waktunya “bobok” disana.
Saya dan teman teman penasaran dong seperti apa kamarnya, ehh diijinkan untuk
masuk dan foto-foto. Dasar narsis, kita pun sibuk ambil gambar sana sini dan
berpose. Karena pengunjung hanya rombongan saya saja, mungkin kesan “merinding”
tidak begitu terasa meskipun yaa agak gimana gitu ya meskipun di siang hari.
Berjalan dibagian belakang bunker, terdapat meja makan dan dapur, bersih banget dapurnya dan meja makan pun sudah tertata rapi dan apik dengan peralatan makannya. Dibuat sedemikian nyamannya demi kepentingan tamu Negara.
Bagian dalam bunker |
Ini nih kamar yang ga boleh dimasukin sembarangan |
Desain bangunannya memang modern |
Berjalan dibagian belakang bunker, terdapat meja makan dan dapur, bersih banget dapurnya dan meja makan pun sudah tertata rapi dan apik dengan peralatan makannya. Dibuat sedemikian nyamannya demi kepentingan tamu Negara.
Nuansa dapur ini di desain
minamalis dengan sentuhan modern dan tradisional dengan hadirnya meja makan
dari kayu jati dan peralatan dapur yang cukup mumpuni. Bersebelahan dengan
dapur terdapat ruang santai dengan beberapa kursi empuk yang nyaman.
Selanjutnya saya beranjak ke
taman belakang, disini terdapat Gazebo yang nyaman dengan interior kunonya dan
diajak Bapak Guide menuju sumur tua, yang konon adalah asal mula disebutnya
nama Banyuwangi. Bapak Guide juga cerita, memang kerap kalau malam di tempat
ini atau dibagian belakang pendapa agak angker gitu, teman saya pun juga pernah
cerita sih, ya maklum aja namanya juga bangunan lama waktu zaman kerajaan
Blambangan dulu.
Singkat cerita mengenai asal mula nama
Banyuwangi nih, pada zaman dulu hiduplah seorang perempuan cantik bernama
Sritanjung, istri dari Patih Sidopekso. Tak disangka sang Raja Prabu Sulah Hadi
Kromo jatuh cinta pada Sritanjung dan memutuskan untuk memberi tugas suaminya
yaitu Sidopekso untuk tugas keluar istana dengan waktu yang lama. Setelah
Sidopekso pergi, Raja merayu Sritanjung, namun Sritanjung menolak karena dia
lebih memilih setia pada suaminya Patih Sidopekso. Ingatt kamu juga harus setia
ya sama aku #yaeeyaeeyaaa
Sampai tiba pada saatnya
Patih Sidopekso pulang, Raja menyebar fitnah dengan berita bahwa Sritanjung
jatuh cinta dan berani merayu Raja. Sidopekso pun terbakar amarah dan berniat
untuk membunuh Sritanjung. Akan tetapi sebelum dibunuh, Sritanjung mengatakan
kepada suaminya bahwa apa yang ia dengar adalah fitnah. Sritanjung bersumpah jika
ia masih mencintai dan setia pada suaminya dan apabila dibunuh maka jasadnya
akan mengeluarkan bau harum. Dan ketika jasad Sritanjung masuk ke dalam air,
semerbak bau harum muncul dari sumber air tersebut, sehingga lokasi tersebut
dikenal dengan nama Banyuwangi, yang mana Banyu berarti “air” dan Wangi adalah “harum”.
Jembatan Selfie Kalilo
Sejak kehadiran Kampung
Warna Warni di Malang yang viral, banyak tempat di Indonesia memiliki ide yang
sama untuk membuat kampung di wilayahnya menjadi lebih cantik dan enak dilihat.
Begitu halnya dengan satu tempat di Banyuwangi Kota yang mengubah daerahnya
dengan mencat tembok rumah menjadi berwarna-warni. Tepatnya di Jalan Kalilo, Singonegaran
Kecamatan Pengantigan. Lokasi ini bisa dicapai dengan jalan kaki dari Pendapa
Sabha Swagata kurang lebih 100 meter.
Pertama kemunculan tempat
swafoto ini entah kenapa saya sendiri kurang tertarik ya hehe. Dan karena
tujuan refreshing kali ini adalah kemana saja asal masih di Banyuwangi Kota,
saya sih nurut saja kemana maunya dua teman saya yang lain. Cukup lama saya dan
dua teman nongkrong di bawah jembatan yang ada disisi seberangnya. Ada pohon
gede dan rumah penduduk yang adem, sehingga tidak membuat terik matahari siang
itu terlalu terasa. Puas foto-foto dan menikmati semilir angin, kami segera
memesan grab untuk menuju Pantai Cemara.
Pantai Cemara Banyuwangi
Beruntungnya kami
mendapatkan Grab dengan pengemudi yang baik, dia menawarkan diri untuk menunggu
kita sampai puas menikmati Pantai Cemara. Memang, lokasi Pantai Cemara agak
jauh dari pusat kota, sekitar 5km dan tidak ada akses transportasi umum untuk
menuju kesana. Ada baiknya jika berniat mengunjungi pantai-pantai di Banyuwangi
memang membawa kendaraan pribadi.
Grab pun diparkir di halaman
rumah penduduk, saya melanjutkan dengan berjalan kaki menuju area pintu masuk
Pantai Cemara, nggak jauh banget kok, dan dikenakan tiket masuk kurang lebih 2ribu
rupiah saja (kalau nggak salah ingat ya).
Setelah sampai di sekitar
pantai, ternyata jauh dari expetasi saya hahaha. Kalau diliat di internet “kenapa
yang ngambil foto pinter-pinter sih, kan penasaran jadinya” Jejeran pohon
cemara menambah ademnya suasana disini dan banyaknya warung-warung kecil serta
gelaran tikar mereka mengurangi keindahan pemandangan di Pantai Cemara ini.
Banyak penjual |
Selain menikmati pantai yang
berpasir hitam ini, disini juga terdapat bangunan kecil yang difungsikan
sebagai tempat penangkaran penyu.
Nongkrong di Three Be Villa
& Café
Awal kehadiran café ini dulu
tentu saja hits, pengunjung bisa menikmati view Selat Bali dari ketinggian,
nahh lho. Iya karena Villa ini terletak di atas bukit. Sebenarnya Villa ini
adalah penginapan tetapi ada café yang juga dibuka untuk umum. Lokasinya
nyempil di gang sebelah Terminal Ketapang Banyuwangi dan cukup menanjak.
Bagi yang nggak terbiasa
dengan angin malam yang aduhai, siapkan senjata andalan yaitu jaket, karena
kalau malam anginnya cukup kencang jika kita memilih area outdoor. Saya
memutuskan untuk nongkrong dan makan malam disini karena jadwal kereta pulang
ke Jember adalah jam 9 malam. Lokasinya pun tidak terlalu jauh dari Stasiun
Banyuwangi. Naik Gojek mungkin sekitar 5-10 menit. Lumayan lahh menghabiskan
waktu dari sore sampai malam disini sampai masuk angin hahaha
Pemandangan Selat Bali |
Jadi, kalau kalian ingin refreshing singkat seharian dan bingung mau kemana, Banyuwangi Kota bisa menjadi alternatif pilihan liburan sejenak untuk menghilangkan kepenatan.
Oh jadi begitu ya asal asul nama banyuwangi. Semuanya bermula dari fitnah yang berakhir di sumur. Menarik
ReplyDeleteiya kaka Zai, kadang kalo legenda gini percaya ga percaya ya, tapi ini yg diyakini juga sama masyarakat sekitar. Penamaan suatu daerah dimana-mana pasti punya legenda/mitos masing-masing
DeleteWhiiii
ReplyDeleteSemoga suatu hari berkesempatan ke Banyuwangi
Bisa datengin satu satu nih tempat-tempat ini wkwkw
yuhuuuu
Deleteamin Aul... semoga kesampaian. aku juga beharap bisa main2 ke Padang lho
Banyuwangi kok semuanya serba bagus sih. Kok gw kesel yah belom kesampean ke sono-sono.
ReplyDeleteWkwkwkwk
hahahha sepertinya ada yang mulai emosi nih. Sini sini aku tungguin di Jember, trus lanjut banyuwangi
DeleteMantap juga nih, dalam sehari bisa banyak tempat yang bisa dikunjung sekaligus. Kampung warna warni keren tuh
ReplyDeleteiya bang day, destinasinya nyari yang "simpel" aja ini. Masih dalam cakupan wilayah Banyuwangi Kota. Lagi hits model kampung yang diwarna warni seperti ini, buat cuci mata okelah
Deleteiya, beberapa teman blogger pernah posting kampung warna warni di tempat lain. Ya lumayan karena beberapa tempat sebelumnya merupakan daerah kumuh
Deletehmm.....ada pecel, pecel ini makanan pavorit aku sampe sekarang....apalagi pecel madiun. Kalo pecel aseli banyuwangi ada nggak yah?
ReplyDeletesama nih aku juga suka pecel.
DeleteKalo pecel asli Banyuwangi nggak ada mas anton, yang terkenal ya pecel madiun itu ya.
Tapi di Jember ada nih pecel "Legend", entah kenapa tempat makan di gang ini rame banget, namanya pecel Walisongo. Porsinya gede. Kalo ke Jember cobain ini mas anton
Aku mupeng sama jembatan selfie warna-warni itu. Kelihatan banget dari jalan raya. Sayang dulu itu mau mampir suka nanti-nanti akhirnya nggak jadi mampir. Hiks...
ReplyDeletehehehe berarti tandanya kudu main lagi ke Banyuwangi nih
Deletepaling suka kl ke pantai yg banyak pohon cemaranya, uwww
ReplyDeleteadem ya kak rasanya
DeleteThanks for sharing, semoga sukses terus,.
ReplyDeletesama-sama kak, trima kasih. Sukses terus juga
DeleteMantap kaka info pengalamannya :D
ReplyDeletesemoga bermanfaat ya kak :)
DeleteTerimakasih artikelnya menarik,.
ReplyDeletesama-sama, terimakasih sudah berkunjung
DeleteOalahhhh tapi kok suaminya gampang percaya banget yaaa kalo istrinya seperti itu, wahhh coba masih ada orang orang seperti istrinya itu huhuw.. Setia sampai suaminya pulang hiya hiya
ReplyDeleteharusnya si suami jangan gampang kemakan berita2 yang blom dibuktikan kebenarannya ya. Tapi namanya emosi mau gimana lagi ya
Deletejaman sekarang kayaknya ada si istri setia ya, kudu survey deh kayaknya aku hehehe. Ya mungkin jarang juga ditemuin
Three B villa emang favoriiittttt bgt, deket dr kontrakanku tuh kak hehehe. Duh aku mupeng pengen masuk pendapa jg. Harus pke izin gak klo mau masuk?
ReplyDeleteooo staynya deket sama daerah pelabuhan toh, wahh kalo suntuk ga jauh2 meluncur ke watudodol ya.
Deleteuntuk masuk pendapa ga perlu ijin beberapa hari sebelumnya yang harus pakai surat resmi. Kalau ini tinggal ijin biasa ke pak satpamnya, nanti isi buku tamu saja
Menarik sekali tempatnya. Hutan kotanya juga. Pemandangan malamnya keren banget. Eh btw yang bergelantungan itu buah atau hiasan ya ?
ReplyDeleteitu hiasan saja mas amir. Agendakan ke Banyuwangi ya mas Amir
Deleteokey, seharian loh ya
ReplyDeletenanti kucoba
aku pengen yang tidur di bunker itu
eh tapi khawatir mistis euy, hahaha
kalau ke Banyuwangi masih mayan sering kan ya kak Ros, sekali kali coba berangkat pagi pulang malem hehe
Deletetidur di penginapan yang mumer aja kak, jangan disana :D
Saya suka bagian sungainya mbak, meskipun yang jadi tempat foto adalah jembatannya, tapi saya suka dengan bersihnya sungai, ga terlihat ada sampah sama sekali di foto
ReplyDeleteiyaaa sungainya bersih, aku aja heran liatnya, bener bener warganya menjaga sungai ini. Ngeliat sungainya jadi ga "jijik" dan duduk lama di pinggir sungai juga nyaman tanpa ada "bau aneh" sana sini. Mayan lama aku duduk di pinggiran sungai ini, adem soalnya
DeletePaling suka sama konsep kampung yg awalnya kumuh trus dicat warna warni kayak kampung lohkanti ini, di beberapa daerah lain juga ada seperti ini, cantik sekali jadinya ya :)
ReplyDeletekeliatan cantik ya mbak, di semarang juga ada, Malang sepertinya pelopor pertama soal kampung warna warni ini
DeleteBanyuwangi lagi ngehits nih gara2 cerita KKN, saya jadi ingat waktu diceritain Sama bapak saya soal asal usual Nama banyuwangi yg berasal dari kisah sritanjung, saya pikir bapak saya kelahiran banyuwangi Karena tau cerita itu, gak taunya kelahiran banyu Biru semarang, semoga bisa menjejakkan kaki ke Sana, saya belum pernah sampai ke ujung timurnya pulau Jawa
ReplyDeletelagi hits di sosmed ya mb :D
Deletesemoga kedepannya bisa nge-trip sampai ujung timur Pulau Jawa ya mb, banyak destinasi alam yang menarik di kota-kota daerah Timur sini
wuih, puas nih ke banyuwanginya mbak. sepertinya saya harus coba nih, tapi pengennya sendirian aja. hehe btw diskon KAI itu udah kebangetan. harga normal 8ribu, udah murah banget, masih digratisin lagi. hehe
ReplyDeleteiya kebetulan dalam rangka 17 agustusan, jarang-jarang KAI ngasih gratisan di hari besar. Mayan mayan banget ini
Deletekapan kapan coba solo traveling ke Bwi mba, kalo aku bisa, ya aku temeni deh heehe
perjalanan yang menyenangkan :)
ReplyDeleteiya betul kak, seharian isinya explore terus hehe
DeleteBentuk bunkernya exceed dari bayanganku 🤣. Kirain bakal sempit, gelap, ternyata ga kayak bunker yaaa 😄👍.
ReplyDeleteBerani amat Mbaaa dudukin kasurnya si 'pemilik' 😂😂.
Btw itu yg pohon dengan buah2 guede2, buah apaan? Jeruk Bali ya? Atau melon?
Aku ga nyangka kalo pendapanya menarik juga. Mungkin Krn ada cerita mistis tadi ya hahahaha.
Penasaran juga Ama rasa pecel Bu tin. Krn ada Bbrp review yg bilang ga enak, tapi ada yg bilang enak. Selera sih memang. Hrs coba sendiri biar tau aku cocok atau ga