Jadi, selama satu hari mengikuti tour di Ho Chi Minh City, saya pergi kemana aja? Nah ini dia cerita selanjutnya.
1. Mampir sebentar ke Cao Dai Temple
Setelah tujuan pertama menyambangi Cu Chi Tunnels, mini bus yang saya tumpangi kembali menuju pusat kota. Di tengah perjalanan, ternyata bis membelokkan kemudinya memasuki sebuah tempat ibadah. Bapak Guide menjelaskan dengan semangatnya, sementara saya asik mengamati lingkungan sekitar. Saya mengikuti teman teman bule yang serombongan berjalan menuju tempat ibadah tersebut, yang akhirnya saya baru tahu kalau tempat ini adalah Cao Dai Temple.
1. Mampir sebentar ke Cao Dai Temple
Setelah tujuan pertama menyambangi Cu Chi Tunnels, mini bus yang saya tumpangi kembali menuju pusat kota. Di tengah perjalanan, ternyata bis membelokkan kemudinya memasuki sebuah tempat ibadah. Bapak Guide menjelaskan dengan semangatnya, sementara saya asik mengamati lingkungan sekitar. Saya mengikuti teman teman bule yang serombongan berjalan menuju tempat ibadah tersebut, yang akhirnya saya baru tahu kalau tempat ini adalah Cao Dai Temple.
Tampak dari pintu masuk gerbang, bangunan dengan dua buah menara disamping kanan dan kiri di bagian depan Temple dan dilapisi cat berwarna kuning cerah yang menarik perhatian mata saya. Arsitekturnya unik.
Ketika saya tiba di Cao Dai Temple bertepatan dengan berjalannya ibadah umat. Oya, menurut mbah Google nih, Cao Dai Temple ini merupakan tempat ibadah bagi penganut agama Cao Dai dan menganggap semua agama adalah sama dan Tao adalah sebutan untuk dewa tertinggi.
Di dalam area Temple, pengunjung nggak bebas untuk ngobrol, jelas aja lah wong barengan dengan sembahyangnya umat lain, jadi saya hanya cukup mengagumi keindahan tempat ibadah ini dan mengabadikan mereka yang melakukan ibadahnya dengan khusyuk.
Mata saya menangkap atap Cao Dai Temple berwarna biru muda layaknya awan biru, cantik sekali. Lantai keramik dengan desain vintage-nya, pilar yang berdiri kokoh dengan balutan ornamennya yang unik, yang saya sendiri juga tidak tahu wujud apa sebenarnya itu. Barisan penganut agama Cao Dai yang duduk berkelompok berdasarkan warna pakaiannya, ada yang berwarna putih, biru, merah maupun kuning.
Puas mengagumi sisi dalam Cao Dai Temple, saya bergegas keluar area ibadah ini, kembali bercengkrama dengan Bapak Guide Tua nan humoris.
2. Melihat tempat pembuatan keramik
Sepertinya jasa agent travel di HCMC ini, isi itinerarynya sama semua, ketika sampai di tempat pembuatan keramik, warna mobil jenis minibus yang parkir pun mirip.
"Wahhh sepertinya banyak turis di dalam", pikir saya
Setelah Guide muda beramah tamah dengan si pemandu lokal di tempat kerajinan keramik ini, rombongan saya mulai disambut dan dijelaskan di depan pintu masuk dengan media papan yang amat lebar mengenai proses pembuatan keramik.
Karena keterbatasan bahasa, turis dan pengrajin hanya saling terdiam mengagumi satu sama lain #ehhAhhh. Tangan terampil dan cekatan pekerja paruh baya disini membuat saya kagum, wow, udah itu aja. Mereka sudah terbiasa membuat kerajinan dari remahan beling-beling (kaca) keramik. Di tempat ini juga disediakan ruangan tempat memajang hasil karya para pekerja tersebut dan jika turis berminat bisa langsung dibungkus pulang. Alhasil, saya tidak tertarik untuk membelinya hehehe.
3. Mengunjungi pasar ikonik Ben Than Market
Manalagi pasar yang hits di HCMC? Setahu saya Benh Tan Market ini, karena fotonya terpajang di selebaran kartu pos yang sering dijadikan buah tangan ketika ke HCMC.
Si Guide memberi waktu kurang lebih satu jam untuk explore daerah ini. Oke, saya berpisah dengan rombongan dan mulai sok tahu berjalan menjelajahi area dalam pasar yang ternyata membingungkan.
Kondisi Benh Tan Market tidak jauh berbeda dengan pasar-pasar induk di Indonesia, beragam kebutuhan tersedia di sini. Bau menyengat khas pasar pun terutama di area basah juga dijumpai di sini.
Karena sudah cukup bosan, saya pun mulai berputar-putar mencari pintu keluar dan susah.
Ada cerita lucu juga waktu mencari pintu keluar pasar ini, saya bertemu dengan teman serombongan, lebih tepatnya ibu-ibu dan dia tidak bisa bahasa Inggris, alhasil selama mencari pintu keluar hanya berkomunikasi dengan bahasa isyarat #TarzanModeOn
4. Foto kece di Gereja Catedral Notre Dame & Kantor Pos Saigon
Tujuan berikutnya yaitu mengunjungi Gereja Katedral Notre Dame. Untuk area yang digunakan sebagai tempat berdoa ditutup untuk umum, jadi pengunjung hanya bisa di teras dalamnya saja dan mengabadikan area dalam dari luar. Luar biasa cantiknya gereja ini dan udaranya sejuk. Di depan gereja, terdapat zebra cross dan sering dijadikan area untuk berfoto oleh kelompok Influencer.
Berseberangan dengan gereja terdapat Kantor Pos Saigon. Memasuki kantor pos ini, mata akan disambut oleh keriuhan khas pengunjung kantor pos, ada yang sibuk dengan kiriman paketnya dan ada juga yang sibuk mengambil gambar, seperti saya.
Di kantor pos ini, ada salah satu sudut yang dijadikan area tempat menjual pernak pernik khas Saigon. Jadi, tidak perlu bersusah payah mencari toko oleh-oleh lain lagi kalau merasa capek jalan.
5. Mengenal Sejarah di War Remnants Museum
Iya, biar pinter gitu maksudnya, jadi, saya diajak mengunjungi War Remnants Museum. Memasuki halaman depan Museum ini, awalnya saya pikir akan membosankan, karena di halaman banyak kendaraan tempur seperti tank.
Sebelum seluruh peserta memisahkan diri, Guide mengumpulkan saya dan rombongan
"Ahh Malaysian, where is Malaysian?" tanyanya pada kita semua
Reflek semua peserta saling berpandangan, kan nggak ada yang dari Malaysia. Ternyata, yang dia maksud adalah saya, yaa mungkin karena muka Asia Tenggara jadi dianggap orang Malaysia
Setelah petunjuk dan berapa lama waktu yang diberikan kepada saya dan rombongan, kaki kembali melangkah menaiki anak tangga dan sampailah di Lobi bangunan, lalu mulai naik ke lantai dua. Di lantai dua terdapat banyak ruang dan pajangan foto-foto "mengerikan" jaman penjajahan dulu. Saya sampai terdiam cukup lama di depan foto yang mana anak kecil ataupun bayi menjadi korban kekejaman penjajah. Sadis banget
Cukup puas mengitari bagian dalam gedung, saya keluar gedung untuk mengexplore sisi luar, yaitu melihat sel penjara yang digunakan untuk menyiksa warga Vietnam sehingga menyebabkan mereka tewas perlahan.
6. Main sebentar ke Reunification Palace Saigon
Reunification Palace merupakan Istana Kepresidenan Pemerintah Saigon, yang juga berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat bekerjanya Sang Presiden. Istana ini berdiri diatas lahan seluas 12 Hektar, menurut Google pastinya.
Saya dan rombongan sibuk memisahkan diri masing-masing, saya pun mulai mengexplore lantai demi lantai. Kesan pertama, bersih banget Istananya. Hampir semua ruang bersejarah di batasi dengan tali pembatas, agar turis nggak sembarangan memegang benda-benda disana.
Di Istana ini terdapat ruang bawah tanah dengan lebar jalan sekitar 1 meter, sempit banget. Saya sendiri sampai susah menemukan kembali pintu keluar dan memilih mengikuti turis lain agar sukses keluar dari ruang bawah tanah yang agak pengap ini.
Di sisi lain yaitu di Rooftop Istana terdapat Helipad sekaligus dengan Helicopter tentunya, view dari atas cukup menyejukkan mata, dapat melihat jalanan besar di depan Istana dan halaman Istana yang dihiasi dengan air mancur di tengahnya.
Sayang banget nih, file foto saya lenyap entah kemana, padahal view dari Rooftop keceh banget. Hiks
Agenda acara diatas sudah menghabiskan waktu dari pagi hingga sore. Tidak semua tempat bersejarah dikunjungi dalam satu paket tur ini. Jadi, memang lebih asik jalan sendiri dan mengexplore kota tanpa batasan waktu. Tapi kalaupun jalan sendiri, mungkin kebanyakan dari turis Indo memilih tempat-tempat yang sudah "hits", jadinya pasti kesana kesitu aja.
Waktu mengikuti tur lokal ini, saya juga diajak singgah ke Kuil, menyaksikan warga lokal yang sibuk dengan ritual ibadahnya, asalkan tidak mengganggu dan lokasinya juga bukan terletak di wilayah touristy, jadi kalau mau mencari sendiri pun akan ribet.
Kabari ya kalau kalian Saigon, mau foto ulang lagi nih hehehe
View dari lantai 2 |
Di dalam area Temple, pengunjung nggak bebas untuk ngobrol, jelas aja lah wong barengan dengan sembahyangnya umat lain, jadi saya hanya cukup mengagumi keindahan tempat ibadah ini dan mengabadikan mereka yang melakukan ibadahnya dengan khusyuk.
Nggak ngerti artinya |
Mata saya menangkap atap Cao Dai Temple berwarna biru muda layaknya awan biru, cantik sekali. Lantai keramik dengan desain vintage-nya, pilar yang berdiri kokoh dengan balutan ornamennya yang unik, yang saya sendiri juga tidak tahu wujud apa sebenarnya itu. Barisan penganut agama Cao Dai yang duduk berkelompok berdasarkan warna pakaiannya, ada yang berwarna putih, biru, merah maupun kuning.
Puas mengagumi sisi dalam Cao Dai Temple, saya bergegas keluar area ibadah ini, kembali bercengkrama dengan Bapak Guide Tua nan humoris.
2. Melihat tempat pembuatan keramik
Sepertinya jasa agent travel di HCMC ini, isi itinerarynya sama semua, ketika sampai di tempat pembuatan keramik, warna mobil jenis minibus yang parkir pun mirip.
"Wahhh sepertinya banyak turis di dalam", pikir saya
Setelah Guide muda beramah tamah dengan si pemandu lokal di tempat kerajinan keramik ini, rombongan saya mulai disambut dan dijelaskan di depan pintu masuk dengan media papan yang amat lebar mengenai proses pembuatan keramik.
Guide nya berganti dengan mbak ini. Pemandu dari tempat kerajinan ini |
Karena keterbatasan bahasa, turis dan pengrajin hanya saling terdiam mengagumi satu sama lain #ehhAhhh. Tangan terampil dan cekatan pekerja paruh baya disini membuat saya kagum, wow, udah itu aja. Mereka sudah terbiasa membuat kerajinan dari remahan beling-beling (kaca) keramik. Di tempat ini juga disediakan ruangan tempat memajang hasil karya para pekerja tersebut dan jika turis berminat bisa langsung dibungkus pulang. Alhasil, saya tidak tertarik untuk membelinya hehehe.
3. Mengunjungi pasar ikonik Ben Than Market
Manalagi pasar yang hits di HCMC? Setahu saya Benh Tan Market ini, karena fotonya terpajang di selebaran kartu pos yang sering dijadikan buah tangan ketika ke HCMC.
Wisata ke Pasar seperti ini (Foto dari Google) |
Si Guide memberi waktu kurang lebih satu jam untuk explore daerah ini. Oke, saya berpisah dengan rombongan dan mulai sok tahu berjalan menjelajahi area dalam pasar yang ternyata membingungkan.
Kondisi Benh Tan Market tidak jauh berbeda dengan pasar-pasar induk di Indonesia, beragam kebutuhan tersedia di sini. Bau menyengat khas pasar pun terutama di area basah juga dijumpai di sini.
Karena sudah cukup bosan, saya pun mulai berputar-putar mencari pintu keluar dan susah.
Ada cerita lucu juga waktu mencari pintu keluar pasar ini, saya bertemu dengan teman serombongan, lebih tepatnya ibu-ibu dan dia tidak bisa bahasa Inggris, alhasil selama mencari pintu keluar hanya berkomunikasi dengan bahasa isyarat #TarzanModeOn
4. Foto kece di Gereja Catedral Notre Dame & Kantor Pos Saigon
Tujuan berikutnya yaitu mengunjungi Gereja Katedral Notre Dame. Untuk area yang digunakan sebagai tempat berdoa ditutup untuk umum, jadi pengunjung hanya bisa di teras dalamnya saja dan mengabadikan area dalam dari luar. Luar biasa cantiknya gereja ini dan udaranya sejuk. Di depan gereja, terdapat zebra cross dan sering dijadikan area untuk berfoto oleh kelompok Influencer.
Gereja Iconic di Saigon |
Berseberangan dengan gereja terdapat Kantor Pos Saigon. Memasuki kantor pos ini, mata akan disambut oleh keriuhan khas pengunjung kantor pos, ada yang sibuk dengan kiriman paketnya dan ada juga yang sibuk mengambil gambar, seperti saya.
Gambar dari Google |
Di kantor pos ini, ada salah satu sudut yang dijadikan area tempat menjual pernak pernik khas Saigon. Jadi, tidak perlu bersusah payah mencari toko oleh-oleh lain lagi kalau merasa capek jalan.
5. Mengenal Sejarah di War Remnants Museum
Iya, biar pinter gitu maksudnya, jadi, saya diajak mengunjungi War Remnants Museum. Memasuki halaman depan Museum ini, awalnya saya pikir akan membosankan, karena di halaman banyak kendaraan tempur seperti tank.
Selamat Datang |
Kumpul barisan sebelum memisahkan diri |
"Ahh Malaysian, where is Malaysian?" tanyanya pada kita semua
Reflek semua peserta saling berpandangan, kan nggak ada yang dari Malaysia. Ternyata, yang dia maksud adalah saya, yaa mungkin karena muka Asia Tenggara jadi dianggap orang Malaysia
Setelah petunjuk dan berapa lama waktu yang diberikan kepada saya dan rombongan, kaki kembali melangkah menaiki anak tangga dan sampailah di Lobi bangunan, lalu mulai naik ke lantai dua. Di lantai dua terdapat banyak ruang dan pajangan foto-foto "mengerikan" jaman penjajahan dulu. Saya sampai terdiam cukup lama di depan foto yang mana anak kecil ataupun bayi menjadi korban kekejaman penjajah. Sadis banget
Cukup puas mengitari bagian dalam gedung, saya keluar gedung untuk mengexplore sisi luar, yaitu melihat sel penjara yang digunakan untuk menyiksa warga Vietnam sehingga menyebabkan mereka tewas perlahan.
Masuk ke wilayah "tempat penyiksaan" |
Beberapa replika atau gambaran ketika penyiksaan |
Reunification Palace merupakan Istana Kepresidenan Pemerintah Saigon, yang juga berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat bekerjanya Sang Presiden. Istana ini berdiri diatas lahan seluas 12 Hektar, menurut Google pastinya.
Tampak depan (foto dari Google) |
Saya dan rombongan sibuk memisahkan diri masing-masing, saya pun mulai mengexplore lantai demi lantai. Kesan pertama, bersih banget Istananya. Hampir semua ruang bersejarah di batasi dengan tali pembatas, agar turis nggak sembarangan memegang benda-benda disana.
Di Istana ini terdapat ruang bawah tanah dengan lebar jalan sekitar 1 meter, sempit banget. Saya sendiri sampai susah menemukan kembali pintu keluar dan memilih mengikuti turis lain agar sukses keluar dari ruang bawah tanah yang agak pengap ini.
Di sisi lain yaitu di Rooftop Istana terdapat Helipad sekaligus dengan Helicopter tentunya, view dari atas cukup menyejukkan mata, dapat melihat jalanan besar di depan Istana dan halaman Istana yang dihiasi dengan air mancur di tengahnya.
Sayang banget nih, file foto saya lenyap entah kemana, padahal view dari Rooftop keceh banget. Hiks
Agenda acara diatas sudah menghabiskan waktu dari pagi hingga sore. Tidak semua tempat bersejarah dikunjungi dalam satu paket tur ini. Jadi, memang lebih asik jalan sendiri dan mengexplore kota tanpa batasan waktu. Tapi kalaupun jalan sendiri, mungkin kebanyakan dari turis Indo memilih tempat-tempat yang sudah "hits", jadinya pasti kesana kesitu aja.
Waktu mengikuti tur lokal ini, saya juga diajak singgah ke Kuil, menyaksikan warga lokal yang sibuk dengan ritual ibadahnya, asalkan tidak mengganggu dan lokasinya juga bukan terletak di wilayah touristy, jadi kalau mau mencari sendiri pun akan ribet.
Kabari ya kalau kalian Saigon, mau foto ulang lagi nih hehehe
Semua tempat yang dikunjungi ini sangat menarik terutama tempat pembuatan keramik dan gerejanya. Enjoy your trip, sist.
ReplyDeleteiya mbak, aku sendiri suka sama detail gerejanya, cantik
DeleteToss dulu donk hehehehe :D
DeleteWah seru yah mbak bs jalan2 ke Vietnam, aku jg pengen ksna.
ReplyDeleteyuk mas joe, kalo ke Vietnam berasa kaya krn nilai tukar mata uangnya
Deleteduh vietnam, jangankan kesana ke luar negeri aja belum pernah, semoga bisa terealisasi bisa keluar negeri :)
ReplyDeletebtw salam kenal ya mbak Ainun :)
aminn, semoga segera terealisasi ya mas aldi, btw, salam kenal balik :)
ReplyDeletewah thanks for sharing.. jadi nostalgia sendiri dan kangen Vietnam coffee.. seneng banget disini uangnya jadi banyak, dan 9 tahun lalu dimana-mana ada wifi.. apalagi sekarang ya.
ReplyDeleteCheers,
curiousaboutbeauty.blogspot.com
hehehe iya orang indo kaya kalau kesana
Deletewow 9 taun lalu lumayan juga, dulu aja udah wifian, sekrang pasti kecepatan wifinya jadi ruar biasa :D
oooh Dao Tai ini nama agama toh
ReplyDeletemaklum, perbendaharaan agama ku dikit
ben than market ini kayak pasar di Indonesia ya. hanya beda di ornamen eksteriornya
wuaaaah semoga aku ke sini lekas-lekas
💕💕
iya ya mb, kalau pasar dimana2 pasti ya gitu2 aja, tapi feel / eksteriornya beda, apalagi kalo unik2 gitu, betah mungkin
Deletekalau foto di sana keren kali ya
Deletetapi langsung dapat tatapan heran bin aneh oleh warga lokal karena foto cantik di pasar, hahaha
Ya ampunnn, Cao Dai Temple nya keren banget yak, suka liat perpaduan warnanya kayak gitu :)
ReplyDeleteTapi yang penjara itu serem banget hiks
Seru banget nih jalan2 ke sini, apalagi bisa kenal sejarah di negara lain.
Semoga bisa ke sana juga aamiin :)
iya mb perpaduan warna di Temple nya bikin seger dimata. Amin semoga disegerakan ke sana juga mb
DeleteIndahnya tempat ini, Mba. Ga ngerti lagi saya :' semoga lain waktu, saya bisa main ke sana ah. Aamiin :")
ReplyDeleteaminn, ditunggu ceritanya mbak :)
DeleteWow aku langsung kesengsem lihat bentuk bangunan kuil Cao Dai ..., artistik banget ya!.
ReplyDeleteBangunan depan gereja katedral Notre Dame, terutama 2 menaranya itu sekilas mirip dengan cantiknya gereja katedral di Jakarta.
Tentang museum War Remnants ..., seram juga ya,kak.
Duh kalo malam pasti lebih terasa spookynya.
hihihi iya bener spooky, palingan merinding juga kalo aku disuruh masuk sendirian kesana malem2
DeleteNgga cuma merinding, tapi juga ... dadah-dadah melambaikan tangan ke arah kamera ... xixixi ...
DeleteOrnamennya yang ada pada tiang, gambar no 3/4 dari atas penuh makna akan budaya setempat ya,,,,,
ReplyDeletesungguh sangat menarik untuk di kunjungi
iya bener banget,interior nya luar biasa bagusnya
DeleteJadi Cao Dai ini keyakinan yang ada di Vietnam aja, ya? Menarik. Pas ke HCMC, aku diajak berkeliling sama host CS gue dan temen-temennya. Seru, jadi bisa naik bus kota. Tapi ya yang kami kunjungi cuma tempat-tempat di pusat kota di atas minus War Remnants Museum, tapi ditambah Crescet Lake di Phu My Hung, District 7.
ReplyDeleteSemangat agama Cao Dai cocok dihidupi di negara kita biar nggak pada konflik :)
iya gie, Cao Dai ini setauku cuman ada di Vietnam. Aku baru ngerti ya karena ke tempat ibadah ini. Wahh aku lama ga contact temen2 CS nih, jadi kangen di host sama mereka kalo ke LN. Ehtapi aku baru tau Crescet Lake, mungkin nggak touristy ya tempatnya, jadi banyak yg nggak expose tempat itu
DeleteLukisan penyiksaannya 😭😭😭😭😭😭. Ngeri-ngeri sedap ngebayanginnya mbak. Duh sedih liat gambar yang pertama 😭😭😭😭. Meski saya gak tahu kejahatan mereka apa, tapi tetep aja sedih.
ReplyDeleteiya mba, aku juga pas disana ngebayanginnya miris, perjuangan mereka jaman duluu berat banget, kalo gini jadi bersyukur dilahirin di era milenial
DeleteWow...tempat ibadah di Cao dai bagus banget
ReplyDeleteWow...tempat ibadah di Cao dai bagus banget ya?
ReplyDeleteiya mas budi, kalo tempat ibadahnya kayak gini adem ya rasanya
Deletekayaknya ini tempat ibadah ada arti2 filosofisnya dari segi interiornya
Namanya jg bangunanya orang inteleg, pastilah semua desain dan interornya sudah di warnai dg arti fisolofisnya, menakjubkan dah
DeleteKak, benar atau ngga ya kemarinnya aku sempat baca artikel tentang cao dai ini disebut sebagai sekte illuminati ?.
ReplyDeleteWaktu kak Ainun kesana, apakah lihat ada simbol dajjal bermata satu ?.
simbol dajjal! dulu aku nggak ngerti gambar simbol dajjal kayak apa (kurang baca sepertinya), jadi nggak perhatian ke ornamen ornamen sampai sedetail itu
DeleteSaya tertarik banget itu pada moseumnya, tapi sayang sekali ya penggambarnnya terlalu singkat. Jadi kurang terpuaskan.
ReplyDeleteiya mas djangkaru, bisa belajar sejarah dari museum ini juga. wah iya makasih masukannya, next detailnya saya buat cukup lengkap ya
DeleteKadang meilih paket tur juga ada untungnya..biar ke tempat yang antimainstream kayak kuil" itu tadi kan ya?
ReplyDeleteTapi keren bener ini, jadi mupeng ke Ho Chi Minh City :)
iya mbak bener, kalo jalan sendiri belum tentu saya mampir ke Kuil itu, lahh bukan touristy juga. Next mbak agendain main2 ke HCMC
DeleteBikin merinding dan ngebayangin waktu di ruang penyiksaan itu. Mereka disiksa dan dibiarkan mati perlahan.
ReplyDeleteiya kaka bener banget, jadi ngeri sendiri ngebayangin seandainya hidup disana waktu jaman itu
ReplyDeleteWah seneng deh kalau ngunjungin temple-temple gini. Jadi nambah wawasan juga ttg budaya dan keyakinan lain. Ikut trip lokal gini jadi banyak yang bisa dikunjungi ya, Mba. Wew pingin lah kalau ke sini, karena paling pesawatnya yang lebih tinggi sedikit ya. Untuk di sananya masih terjangkau kan ya.
ReplyDeleteiya belajar sejarah negara lain seru juga mb nita.
Deleteharga tiket pesawat ke hcmc lumayan agak mahal kalo ga pas promo
untuk harga makanan terjangkau alias murah mb, ga mahal2 banget
Kalo suka culture dan sejarah pasti sumringah plesir ke sini ya mbaaa
ReplyDeleteMupeng juga akutuuu
moga2 suatu hari dapat kesempatan main ke sini. spotnya indaahhhhh penuh sejarah
Templenya eksotik sekali yaa dan bikin penasaran, nambah pengetahuan juga. Wahh bisa lihat tempat pembuatan keramik juga.
ReplyDeleteBtw daku mlah fokus ama fotonya, udh HD ya, spill HP atau kameranya dong.
Penjara masa penjajahan itu selalau mengerikan kondisinya, mau di negara apapun...
ReplyDeleteSeperti juga penjara masa penjajahan Jepang di Indonesia, semoga tidak ada lagi penjajahan dimanapun di dunia ini...
Keenam tempat rekomen saat liburan ke Ho Chi Minh City, sangat menarik. Bukan sekedar plesiran melainkan jadi tau sejarah nya juga. Ngeri saat melihat foto-foto masa penjajahan, sangat keji dan kejam. Kebayang jadi para korban, duh ngeri banget. Semoga penjajahan diatas muka bumi ini segera musnah.
ReplyDeleteBeruntung ya bisa mendapatkan moment pas acaranya di Cao Dai Temple dan menikmati tempat bersejarah memang punya kepuasan tersendiri.
ReplyDeleteAku trakhir ke HCMC 2011 mba. Tempat2 di atas aku datangin kecuali yg kuil dan tempat keramik ga.
ReplyDeleteWalo ada pengalaman kena scam, tapi ga bikin aku benci negara ini sih. Masih mau DTG lagi, dan bakalan lebih hati2 supaya ga kena scam lagi 🤣
Lumayan suka dengan Vietnam, dan aku msh mau ke Hanoi, da lat, SA pa dan da nang
Lengkap banget jalan-jalan ke Ho Chi Minh City-nya, ka Ainun.
ReplyDeletePaling berkesan ke tempat ibadahnya mungkin yaa.. sama mengenal sejarah kota tersebut.
Ada luka yang tak dapat dihindari dan semoga menjadi kenangan yang membangkitkan semangat bagi kita semua untuk terus berjuang. Aaih, sedih soalnya pas liat replika yang ada di War Remnants Museum.