Capsule Hotel atau Hotel Capsul, ada yang pernah denger ?
Konsep hotel capsul pertama kali yang saya tahu sudah ada di Negara Jepang. Karena penasaran akan model kamar yang seperti itu, saya pun mencoba pertama kali ketika berkesempatan mengunjungi Ho Chi Minh City, Vietnam. Seiring semakin banyak munculnya model budget hotel, penggiat bisnis penginapan di Indonesia juga nggak mau kalah mencoba peruntungan dari konsep hotel sangat minimalis ini, iya sangat minimalis kalau menurut saya. Ya iyalah, harga yang saya bayar sudah murah, masa mau minta fasilitas bintang 5
Saya pun demikian, gara-gara teman memposting foto di dalam kapsul di Surabaya, saya penasaran pengen nyobain juga. Dan akhirnya berkesempatan juga menginap di My Studio Hotel Surabaya setelah mengatur waktu yang cukup lama. Booking hotel saya lakukan via online melalui website agoda.com dan harga yang saya dapatkan yaitu sekitar 198ribu untuk 2 malam dan berubah pikiran nginepnya semalam saja, gapapa deh rugi sekitar 90ribu 😑
Konsep hotel capsul pertama kali yang saya tahu sudah ada di Negara Jepang. Karena penasaran akan model kamar yang seperti itu, saya pun mencoba pertama kali ketika berkesempatan mengunjungi Ho Chi Minh City, Vietnam. Seiring semakin banyak munculnya model budget hotel, penggiat bisnis penginapan di Indonesia juga nggak mau kalah mencoba peruntungan dari konsep hotel sangat minimalis ini, iya sangat minimalis kalau menurut saya. Ya iyalah, harga yang saya bayar sudah murah, masa mau minta fasilitas bintang 5
Penampakan Meja Resepsionis |
Saya pun demikian, gara-gara teman memposting foto di dalam kapsul di Surabaya, saya penasaran pengen nyobain juga. Dan akhirnya berkesempatan juga menginap di My Studio Hotel Surabaya setelah mengatur waktu yang cukup lama. Booking hotel saya lakukan via online melalui website agoda.com dan harga yang saya dapatkan yaitu sekitar 198ribu untuk 2 malam dan berubah pikiran nginepnya semalam saja, gapapa deh rugi sekitar 90ribu 😑
My Studio Hotel ini berkonsep ala backpacker gitu, kebanyakan memang yang menginap turis asing. Waktu saya datang, cukup banyak wisatawan lokalnya, mungkin mereka berpikir "cuma buat sekedar bobo bareng aja kali ya" Iya saya bobo bareng sama mas-mas mbak-mbak yang saya nggak kenal. Enak nggak bobo barengnya ? Ya gitu deh 😛
Kamarnya gimana?
Selesai proses registrasi di Resepsionis, mbak Resepsionis memberikan sebuah handuk, kunci loker magnetik, dan menyuruh saya ke Lantai 2 lewat tangga. Iya, disini nggak ada lift ya, jadi yang bawa koper harus kuat angkatnya.
Jejeran Bunk Bed |
Kamar yang saya booking adalah Type Studio Single. Lahh pas masuk ke kamar, ternyata Mixed Dorm. Di Hotel ini nggak ada perbedaan antara Female dan Male seperti di Luar Negeri.
Masuk pun harus sadar diri dengan nggak berisik, nggak enak sama penghuni kamar lain yang sudah terlebih dulu menginap.
Masuk pun harus sadar diri dengan nggak berisik, nggak enak sama penghuni kamar lain yang sudah terlebih dulu menginap.
Di ruang tempat tidur saya berada, berisikan banyak bunk bed, saya nggak hitung berapa jumlah persisnya. Mau bawa teman arisan juga cukup kok. Beruntungnya lagi, tempat tidur saya berada di bawah, jadi nggak perlu naik naik tangga kecil yang disediakan didepan bed nya
Tiap capsule memiliki fasilitas yang sama, yaitu colokan, lampu kecil untuk penerangan minimalis yang disematkan dibalik atap kasur, loker, serta meja mini yang bisa dilipat.
Untuk membuka loker ini, sama caranya seperti Capsule Hotel lainnya, yaitu cukup menempelkan semacam magnetik card yang berbentuk seperti jam tangan, jadi bisa dibawa kemana-mana dan supaya nggak gampang lupa meletakkannya dimana nantinya. Kalau saya cukup diletakkan saja di kasur.
Buat yang nggak terbiasa tidur di ruang sempit seperti ini, sepertinya bakalan susah beradaptasi. Saya saja yang tidurnya "berantakan" nggak bebas glubak glubuk di dalam bed. Dan waktu menginap disini, saya merasa nggak nyaman, mungkin karena nggak "bebas" tadi atau karena lagi nggak mood. Sehingga saya memutuskan untuk menginap semalam saja disini.
Tiap capsule memiliki fasilitas yang sama, yaitu colokan, lampu kecil untuk penerangan minimalis yang disematkan dibalik atap kasur, loker, serta meja mini yang bisa dilipat.
Colokan yang umum terlihat di hostel |
Meja Lipatnya |
Untuk membuka loker ini, sama caranya seperti Capsule Hotel lainnya, yaitu cukup menempelkan semacam magnetik card yang berbentuk seperti jam tangan, jadi bisa dibawa kemana-mana dan supaya nggak gampang lupa meletakkannya dimana nantinya. Kalau saya cukup diletakkan saja di kasur.
Tinggal tempelin aja |
Buat yang nggak terbiasa tidur di ruang sempit seperti ini, sepertinya bakalan susah beradaptasi. Saya saja yang tidurnya "berantakan" nggak bebas glubak glubuk di dalam bed. Dan waktu menginap disini, saya merasa nggak nyaman, mungkin karena nggak "bebas" tadi atau karena lagi nggak mood. Sehingga saya memutuskan untuk menginap semalam saja disini.
Sempet-sempetnya foto |
Minimalis kan |
Untuk Shared Bathroom-nya seperti apa?
Oke, sekarang saya mau bercerita soal kamar mandinya. Di My Studio Hotel disediakan cukup banyak bilik tempat kalian membersihkan
Wastafelnya banyak, tenang aja |
Standart lah namanya kamar mandi |
Urusan perut bagimana?
"Pagi" sapa mbak Resepsionisnya dengan senyumnya yang memikat
"Pagi Mbak, mau sarapan nih" jawab saya dengan senyuman yang juga memikat
Kalau kurang kenyang, tinggal Go Food 😅 |
Sama halnya dengan hostel lainnya, sarapan disini hanya roti dan beberapa rasa selai serta pilihan teh atau kopi. Cukup itu saja. Kalau sekedar buat mengganjal perut, sepertinya cukup, tapi kalau buat saya harus berkali-kali ambil roti 😀. Namanya juga hotel berkonsep hostel, sarapannya juga minimalis. Tapi tamu hotel nggak perlu takut, di My Studio Hotel terdapat rak snack ringan maupun mie instant. Kalau beli mie instant tinggal minta air panasnya ke Resepsionis saja, yang ini bukan gratis lho
Sudut lain yang menarik dari My Studio Hotel adalah lobinya yang cukup instagrammable. Di lobi ini disediakan meja panjang ditengah lobi, yang dapat digunakan pengunjung untuk sekedar nonton TV atau sekedar chit chat dengan teman jalan. Sebagian dinding dihiasi wallpaper seperti negara Jepang, jadi atmosfernya seperti sedang berada di Jepang. Dinding yang lainnya terdapat semacam papan yang dikhususkan untuk meletakkan stick note warna warni berisikan kesan tamu hotel selama menginap disini
Bagian Lobi |
Kalo mau, tinggalkan kesanmu disini |
Sendirian aja Bang, sini Adek temenin! |
Dari sekilas cerita saya tadi, sayangnya ketika saya menginap, Security-nya kurang "welcome". Welcome disini yaitu terkesan acuh dan kurang menyenangkan, ketika saya menanyakan lokasi parkir mobil. Memang, My Studio Hostel berlokasi di jalan yang melarang mobil untuk berhenti maupun parkir lama, setidaknya Bapak Security-nya memberikan jawaban yang tidak membuat saya dan teman saya berpikir sendiri, karena tidak mengenal daerah sekitar dengan baik. Bukan orang Surabaya euyy. Dan nggak salah juga kalau akhirnya saya memutuskan untuk menginap semalam saja disini 😅
Jadi kalau teman-teman mau menginap disini worth it nggak? Worth it saja kalau hanya untuk beberapa hari dan memang mencari penginapan dengan budget yang cukup murah. Untuk sekedar "numpang" mandi dan ganti baju atau mungkin ada undangan nikahan teman dan malas menginap di hotel bintang *3, silahkan saja menginap disini. Hotel ini lebih pasnya memang cocok untuk sekedar transit, karena berada tidak jauh dari Stasiun Gubeng, tinggal jalan kaki atau naik becak.
My Studio Hotel City Center
Jln. Sumatra 20 C Surabaya
Penampakannya rapih yaa,, klo ke surabaya ntr coba nyasar kesini lah.. wkwk
ReplyDeletehahaha nyasar kok direncanain mas vic, numpang ngadem aja pura-puranya
Deletewah model kaya di jepang ya, t memang sempit ya, apa saya bisa tidur sendirian giu ya
ReplyDeleteiya mb kayak yg di jepang gitu, kalo menurut aku ya sempit mb, sebenernya ada yg room double bed jadi agak luas kasurnya, tp privasi ya tetep berkurang mb
DeleteKapsulnya sih menarik,tapi kalo harus berbagi,mm...pikir2 dulu juga. Infonya sangat bermanfaat,Mbak. Makasih ��
ReplyDeletesama-sama mb sugi, berbagi ada enak sama enggaknya ya mb, tergantung sikonnya
DeleteKapsulnya sih menarik,tapi kalo harus berbagi,mm...pikir2 dulu juga. Infonya sangat bermanfaat,Mbak. Makasih ��
ReplyDeleteDulu saya cukup lama di Surabaya, tapi hotel ala kapsul ini belum ada kali ya hehehe :D Maybe next time kalau backpacker-an lagi sama teman-teman seKakiKereta, bisa jadi pilihan menginap ya ini. Kalau saya memang gaya tidurnya kayak kuda mabok, tapi cukup bisa beradaptasi dengan situasi apa pun, termasuk ketiduran di bandara dan ketinggalan pesawat hahahah... nice info!!!!
ReplyDeleteboleh boleh mb, silahkan sekali2 nginep di tempat ini.
DeletePengin nyoba yg kayak begini, tapi aku kayaknya bakal panik. Ga bisa di tempat sempit suka nyesek gitu. Tp penasaran bgt sm hotel model gini
ReplyDeletebuat transit sebentar biar ga penasaran lagi boleh juga mb
DeleteKonsepnya menarik untuk low budget trip neh.
ReplyDeleteyes iya mb
DeleteSuka konsepnya ... minimalis desain juga minimalis budget.
ReplyDeleteSangat pas untuk backpacker.
Thanks infonya ya,kak.
Ntar bisa jadi recommended buat nginap disana.
sama-sama om
Delete