Melaka : Jonker Street yang Nggak Pernah mati


Menikmati malam ditemani dengan beragam makanan, pasti betah kan ? Melaka mempunyai tempat yang saya bilang tadi. Mengunjungi kawasan Jonker Street tidak bedanya dengan datang ke pasar malam, segala macam penjual makanan berjejeran di sepanjang jalan. Dari buah-buahan segar yang siap makan sampai ke makanan berat pun ada. Aneka makanan tersebut ada yang halal dan non halal, pintar-pintar memilih untuk yang Muslim. Seperti malam itu, saya dan sahabat mbolang menyusuri kehidupan malam di sana sembari mencari menu untuk makan malam. Kudapan yang bisa dicoba sambil menemani jalan-jalan santai yaitu sate celup, sayang kebanyakan yang dijual mengandung Babi dan antriannya cukup panjang. Setelah sekian lama berjalan dan keluar masuk toko pakaian, saatnya untuk mengisi perut sendiri. Maksud hati mau makan nasi goreng, tapii antriannya bikin saya keder duluan. Dan kita pun memutuskan untuk makan di Cafe Jonker. Untuk harganya cukup murah ( notanya sudah saya buang sih), masih sama dengan yang para pedagang yang antri tadi. Berhubung sepi, pesanan pun cepat datang. Sayang disini terpampang aturan untuk tidak membawa minuman dari luar. Kalau mau diam-diam pun asal tidak ketahuan, nggak masalah. 


Aneka macam mainan yang dijual disekitar Jonker Walk


Keramaian di Jonker Walk

Gapura Jonker Walk
Menu makan malam saya
Di kawasan ini juga terdapat taman yang bisa digunakan wisatawan untuk sekedar istirahat setelah mungkin terlalu banyak berjalan, yang bernama Taman Warisan Dunia Jonker Walk. 

Taman Warisan Dunia Jonker Walk
Nggak terasa waktu sudah semakin malam, meskipun begitu Jonker Walk masih tetap ramai pengunjung dan kaki saya sudah gempor kebanyakan jalan, tiba saatnya untuk kembali ke Hostel. Dalam perjalanan ke Hostel ini, saya menjumpai Masjid Kampung Kling dan Candi Sri Poyyatha. Saatnya untuk mengistirahatkan badan dan bersiap mengexplore Melaka keesokan harinya. 
 
Masjid Kampung Kling

Candi Sri Poyyatha
Hari kedua di Melaka saya kembali menjelajahi Kampong Jawa. Di Jembatan Kampong Jawa ini saya melihat tiang dengan tulisan Trek 10.000 langkah. Pagi itu tidak banyak aktivitas yang terdapat di sepanjang jalan area Kampong Jawa, mungkin karena masih sangat pagi saya keluar hostel. Kembali saya menyusuri jalanan utama menuju Stadthyus yang cukup lengang. Dan saya menyempatkan diri untuk mampir ke Kantor Pos yang tidak jauh dari kawasan Gedung Merah, lokasinya di deretan-deretan gedung di belakang Christ Church Melaka. Menikmati pagi sejenak di kawasan ini sangat menyenangkan, becak hias yang full music dan hiasan bunga dengan nuansa yang colourfull dapat menyejukkan mata. Cukup lama saya menghabiskan pagi hari di sini sembari membeli beberapa souvenir yang belum sempat terbeli sebelumnya. Selanjutnya saya kembali menyusuri Jonker Street di pagi hari yang terlihat begitu lengang, berbeda dengan malam harinya yang ramai dengan lautan manusia dan penjual aneka macam makanan. Berhubung pagi itu saya belum sarapan, saya dan sahabat bolang memutuskan untuk mencari sarapan. Ada satu tempat makan yang belum dibuka pun antriannya sungguh cetar membahana. Lagi-lagi dan tidak bosan-bosannya kita berempat memesan Chicken Rice Ball. Nama restorannya yaitu Hoe Kee, tepatnya di depan Restoran Famosa Chicken Rice Ball. 

Jembatan KG. Jawa
Plang Trek 10.000 Langkah

Belum buka pun, antrian sudah mengular
Lagi-lagi Chicken Rice Ball
Menjelang siang, saya bergegas kembali ke penginapan dan segera meluncur ke Melaka Sentral untuk menuju ke Terminal Bersepadu Selatan dan Welcome Back Again to KL. 
Someday, harus ke Melaka lagi, harus !!!



Comments

  1. Kalo malem minggu di Malaka enaknya emang jalan2 ke Jonker Street...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya setuju mas normas, banyak banget yang jualan sampe bingung mau beli yg mana. Mau makan apa aja ada. Suasananya juga asik banget ya

      Delete
  2. Wah, kelihatannya ramai banget ya sama tourists. Kebayang kedernya kalau pas mau makan tapi antriannya panjang banget. Untungnya dapat ya tempat makan lain dan nasi goreng mestinya gak pernah mengecewakan

    ReplyDelete
  3. Melaka beneran surganya kuliner yaa bahkan malam pun tetap terasa hidup 😍. Terpenting makanannya ramah dikantong. Catatannya mesti teliti dan bertanya apakah halal atau tidak.

    Melaka punya taman yang bagus serta nyaman. Kemudian bangunannya banyak yang seperti ala kota tua gitu ya mba? Jadi bagus buat berfoto.

    Semoga saja aku pun bisa segera jelajah Melaka 😇. Rasanya tuh seneng membaca cerita trntang Melaka, dan pengen beneran langsung berkunjung juga kesana.

    ReplyDelete
  4. Wahh belum pernah kepikiran jalan sampe melaka. Tp liat rice ball itu aku kok kepikiran makanan anak-anak yg masih belum bisa pake tangan sendiri, wkwkwk. Btw, pas makan di jonker, mba ainun bawa minuman dari luar gak? Ketahuan gak? Penasaran beneran hahaha

    ReplyDelete
  5. Waaah ini cerita 2013, dan ternyata ga banyak berubah JONKER waktu itu Ama yg aku datangin THN lalu ya mbaa 😍😍. Taman warisan dunia nya msh sama, lain2nya juga.

    Aku juga kangeeen balik lagi ke Melaka. Tp mungkin kalo kesana lagi mau eksplor area lain, ga JONKER lagi. Dulu belum sempet icipin asam pedas mereka. Pdhl kuliner khas di sana asam pedas.

    ReplyDelete
  6. Jalan di Jonker Street berasa jalan di pasar malam ye, Kak. Segala rupa jajanan ada kayaknya. Hehehe...

    ReplyDelete
  7. Wahh ternyata di Jonker gak hanya jual makanan. Tapi juga jual mainan dan berbagai benda lain ya? BTW di foto awal itu MB Ainun makan apa? Nasi goreng?

    ReplyDelete
  8. Jonker Street emang juaranya! Setiap sudutnya penuh cerita dan kejutan. Kulinernya sih juara banget, apalagi es duren, chendul, ikan bakar, ikan kari, sate celupnya. Udah gitu, suasananya yang ramai bikin betah berlama-lama. Pokoknya, wajib banget buat dikunjungi kalau lagi di Melaka! aaaaaaaa mau ke MAlakaaaaaa

    ReplyDelete
  9. Jadi kangen main ke sana, terakhir main ke Melaka ini tahun 2018 kayaknya, udah lama banget pasti banyak yang berubah, kangen dengan kulier di sana jadinya

    ReplyDelete
  10. Penasaran dengan plang trek 10 ribu langkah itu ... apa maksudnya yaa.
    Dulu saya pernah berkesempatan ke Melaka .. waktu masih di Riau, sayangnya ga ngeh sama rice ball ...

    ReplyDelete
  11. Memang jalanan ini tidak pernah mati karena banyak sekalian bisa dieksplorasi selain kulineran Kita juga bisa melihat aneka macam barang-barang yang dijual, dan juga bangunan yang unik dengan segala macam kebudayaannya, sehingga selalu ada yang bisa dilihat dan dinikmati

    ReplyDelete
  12. Asiik jalan-jalan ke kawasan Jonker Street. Bakalan betah karena dikelilingi sama jajanan khas Melaka.
    Kalo untuk selera sendiri, cocok yaa, ka Ainun?
    Maksudnya gak butuh adaptasi lama buat makan jajanan di kawasan Jonker Street ini.

    Anehnya yaa.. kalo disambi jajan gini, mau jalan sejauh apapun, hayuukk aja..
    Tapi kalau khusus olahraga, kok yaa.. cepet banget capenya. HIhihi.. suka banyak alesan, akutu orangnyaa.. hiiks~

    ReplyDelete
  13. Mauuu ke Melaka euy jadinya, hunting kuliner disini kayaknya bakal seru banget yaaa. Apalagi di malam hari aja ramainya tetap luar biasa.
    Tinggal pe er nya mastiin makanannya halal apa nggak doang sih ya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar biar saya senang