Okey, hari ini adalah hari terakhir di Gili. Sebelum meninggalkan Gili, saya sempatkan untuk mampir ke Gili Meno dan Gili Air dengan menumpang kapal penumpang. Lagi-lagi drama di trip kali ini.
Gili Meno, di Gili ini terdapat danau, menurut cerita-cerita sih, Gili Meno mistis. Wadohhh, saya jadi parno buat snorkeling di Gili ini. Di Gili ini terdapat Bird Park - yang penasaran dengan berbagai macam jenis-jenisnya bisa mengunjungi tempat ini. Nggak banyak tempat yang saya tuju disini, saya cuma berdiam diri duduk di gazebo pinggir pantai.
Semakin siang semakin banyak yang datang |
Singgah di Gili Meno nggak lama, perahu yang saya tumpangi segera berangkat menuju Gili Air. Di Gili Air tidak banyak tempat yang bisa diexplore lebih jauh dari Gili ini selain untuk snorkeling dan diving. Pikiran negatif terhadap orang-orang yang saya temui di ticket office disana sudah terbayang yang enggak-enggak. Awalnya saya mikir ini orang jahat, pake kacamata item – yang saya sendiri nggak tau dia liatnya ke mana, menyeramkan. Setelah ngobrol-ngobrol cukup lama, ternyata namanya Pak Ari, penduduk Gili Air asli. Pak Ari juga lah yang merekomendasikan Hotel Villa Karang ke saya. Yang mau minta bantuan ke Pak Ari coba hubungi ke CP : 087865524627
Yang ada di otak saya sewaktu di Gili Air adalah “ aku butuh ATM, aku butuh ATM, aku butuh ATM “, karena tujuan kita selanjutnya adalah ke Bangsal dan adanya Public Boat baru jam 3 sore dan duit juga ngepaassss. Duh, travelling model apaan ini...bawa kok kartu ATM nya tok.. Sekali lagi Pak Ari membantu saya mencari info boat ke Bangsal. Memang sih, kalo penumpang nggak ada 20 orang, boat nggak akan jalan, busyeeett, pilihan lainnya adalah charter boat yang tentunya harus bayar mahal.
Santai dulu lahh |
Nggak lama, ada turis asing juga yang mau ke Bangsal dan kita diajak join di charter boat. Berhubung nggak punya pilihan lain, kita setuju buat join. Total ada 6 penumpang. Itupun biaya yang kita bayar kurang 5 ribu perak. Dan itu belum mencukupi buat tarif charter boat-nya, terjadilah entah apa – mungkin perang mulut di bagian ticket office – entah orang-orang disana ngomong apa, salah seorang dari mereka ngomong ke penumpang bule-bule itu untuk nambah duitnya.
Pikiran saya mungkin buat nutupi kekurangan yang 5 ribu perak tadi. Turis asing yang saya maksud tadi dari Italia. Pemandunya Mas Andre baiiikk banget nomboki kita hehehe – atau mungkin dia berpikir “ kere banget nih anak “ . Dan kita pun berpisah di Bangsal.
Saya menyebutnya Keberuntungan Kedua .
Bule yang baik hati |
Comments
Post a Comment
Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar biar saya senang